Agus Widjajanto Sebut Ada Dorongan agar Mbak Tutut Kembali Bergabung ke Partai Golkar

Kamis, 02 Januari 2025 – 21:46 WIB
Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut. Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Guma

jpnn.com, JAKARTA - Praktisi hukum dan pemerhati politik sosial dan budaya (Polsosbud) Agus Widjajanto menyebutkan ada dorongan dari berbagai elemen masyarakat agar Siti Hardianti Hastuti Rukmana atau Mbak Tutut kembali berlabuh ke Partai Golongan Karya (Golkar).

Menurut Agus, harapan itu berdasarkan fenomena terkini, dimana tidak ada satupun pengurus teras Golkar dari keluarga mantan Presiden Soeharto.

BACA JUGA: Mbak Tutut dan Pensiunan Jenderal Gugat Jasa Marga Cs Rp 600 Miliar, Ini Perkaranya

Agus menilai Soeharto merupakan penggagas dan pendiri Partai Golongan Karya yang awalnya merupakan Sekber Golongan Karya yang dibentuk bersama dengan Soehardiman pada 20 Oktober 1964.

“Kita tahu jika Mbak Tutut itu tidak haus akan kekuasaan, tetapi dengan kembali ke Golkar tentu akan lebih mewarnai jalannya roda partai,” kata Agus dalam keterangannya, Kamis (2/1/2024).

BACA JUGA: 100 Tahun Soeharto, Mbak Tutut: Bapak Terus Perjuangkan Kesejahteraan Rakyat Kecil

Dia berharap bergabungnya Mbak Tutut akan lebih mewarnai partai berlambang pohon beringin dalam dinamika politik nasional.

Sebab Mbak Tutut merupakan putra dari mantan Presiden Soeharto yang turut mendirikan Golkar dan berkuasa pada pemerintahan Orde Baru selama 32 tahun.

BACA JUGA: Selain Mengambil Alih Pengelolaan TMII, Mbak Tutut Cs Juga Harus Dimintai Pertanggungjawaban Pidana

“Mbak Tutut atau Siti Hardijanti Rukmana tentu kami harapkan akan ikut mengembalikan marwah Partai Golkar sekaligus turut serta dalam menyukseskan pembangunan nasional dibawah pemerintahan baru Prabowo-Gibran," ujarnya.

Agus Widjajanto menyatakan jika nantinya Mbak Tutut benar-benar bergabung kembali ke Golkar artinya ada anak ideologis dan anak biologis dari Presiden ke-2 RI HM Soeharto di Golkar.

Terpisah, Guru Besar Senior Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Prof I Gde Pantja Astawa sebelumnya mengungkapkan jika Partai Golkar sejak Era Reformasi ada perubahan orientasi kepemimpinan. Dari sebelumnya berorientasi pada tokoh, sekarang pada kader.

"Dengan melihat Golkar yang berorientasi pada kader, ini peluang bagi kader-kader Golkar siapapun dia. Ini pintu masuk, andai kata Mbak Tutut mau masuk," kata dia.

Namun demikian, Prof Gde menggarisbawahi bahwa tantangan Mbak Tutut tidak mudah. Karena putri sulung Pak Harto itu harus mampu memengaruhi kader-kader Golkar untuk bergabung kembali. Dan, itu bergantung pada bagaimana pendekatan Mbak Tutut.

Selain itu, Mbak Tutut mempunyai beban sejarah. Karena akan banyak pihak yang akan melihat dirinya dengan kiprah bapaknya selama memimpin Orde Baru. Meski secara obyektif, selain ada beberapa kelemahan banyak juga kelebihan selama Indonesia dipimpin Soeharto.

Dia mengakui Mbak Tutut mempunyai kepedulian tinggi terhadap lingkungan sosial dan itu tidak berbeda jauh dengan kiprah bapaknya. Jiwa nasionalismenya juga tidak perlu diragukan.

Hal ini menurut Prof Gde bisa menjadi modal kuat bagi Mbak Tutut jika nantinya benar-benar bergabung kembali ke Golkar.

“Kalau saya sebagai Mbak Tutut misalnya, bergabung kembali ke Golkar mengapa tidak? Beliau mempunyai rasa dan karsa kerakyatan sebagaimana diwarisi ayahnya, Soeharto,” ujar Prof Gde.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler