Pilpres 2019

AH dan Cak Imin Berpotensi Bersaing demi Dampingi Jokowi

Minggu, 04 Februari 2018 – 13:44 WIB
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menyatakan, Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar (PG) Airlangga Hartarto (AH) dan Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berpeluang untuk bersaing menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo. Menurut Emrus, satu dari dua politikus itu memiliki potensi untuk memperkuat peluang Jokowi memenangai Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

“Kalau saya melihat kandidat kuat ada dua, pertama adalah Airlangga Hartarto,” kata Emrus saat dihubungi JPNN, Minggu (4/2).
           
Emrus menjelaskan, politikus yang kini beken dengan inisial AH itu merupakan keua umum partai yang selalu berada di papan atas dalam perolehan suara pemilu legislatif. Menurut Emrus, PG yang berkali-kali didera justru selalu mendapat respons di publik sehingga bisa menempati posisi papan atas.

BACA JUGA: Jokowi Mau Kirim Ketua BEM UI Pemberi Kartu Kuning ke Asmat

Bahkan, Golkar ketika di bawah kepemimpinan Akbar Tandjung bisa memenangi Pemilu Legislatif 2004. Padahal, kala itu Akbar tersangkut kasus korupsi dan ada ancaman Golkar hendak dibubarkan.

Karena itu Emrus menganggap Golkar yang tetap eksis hingga kini telah membuktikan diri sebagai partai yang lengkap karena punya pengalaman, mesin politik, kader yang mumpuni dan berkapabilitas, serta logistik kuat. “Ini yang dimiliki Partai Golkar. Oleh karena itu, Airlangga berpeluang untuk bisa men-support Jokowi memenangkan pemilu,”  ungkap Emrus.

BACA JUGA: Sepertinya Jokowi Lebih Nyaman dengan Airlangga ketimbang BG

Alasan kedua, kara Emrus, Golkar meski terpecah tapi masih memberikan dukungan suara signifikan. Sebagai contoh, Golkar pada Pilpres 2014 mendukung duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Namun, suara Golkar di Pilpres 2014 terbelah karena Jusuf Kalla (JK) menjadi pendamping Jokowi. Hingga akhirnya Jokowi-JK memenangi Pilpres 2014.

BACA JUGA: Fadli Zon Catat 100 Janji Jokowi, Mana yang Ditepati, Pak?

“Artinya, pecah saja pun dukungan bisa memenangkan apalagi kalau mereka solid,” kata Emrus.
           
Namun, Emrus juga mengatakan bahwa Muhaimin layak diperhitungkan. Sebab, ketua umum PKB yang kondang disapa dengan panggilan Cak Imin itu merupakan representasi Nahdatul Ulama (NU).

PKB juga punya kader militan seperti halnya PDI Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera. Jika ditambah dengan representasi NU, maka Jokowi-Muhaimin berpeluang besar memenangi Pilpres 2019.

“Andai kata Jokowi ambil keputusan menggaet Muhaimin, peluang menangnya juga sangat baik,” kata Emrus.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 8 Poin Omongan Ketua BEM UI, tak Gentar Digiring Paspampres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler