jpnn.com - JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pemerintah tidak bisa mengambil resiko besar jika benar terjadi krisis pasokan beras. Karena itu, opsi impor pun bakal dibuka demi tercukupinya pasokan beras pada awal tahun depan.
"Kita buka kemungkinan (impor) secepatnya, harus buka," ujarnya saat ditemui di Hotel Borobudur Jakarta kemarin (21/9).
BACA JUGA: GAWAT! El Nino Bakal Diikuti La Nina
Sebagaimana diketahui, saat ini stok beras di gudang Bulog tinggal 1,7 juta ton. Stok itu hanya cukup untuk kebutuhan hingga akhir tahun. Adapun untuk pasokan awal tahun, Bulog sebenarnya mengandalkan musim panen mulai Januari 2016.
Namun, kemarau panjang membuat musim tanam akhir tahun ini diperkirakan mundur dari September menjadi November atau Desember, sehingga musim panen pun juga akan ikut mundur. Akibatnya, Indonesia bakal terancam krisis beras di awal 2016 jika tidak mengamankan pasokan dari impor sejak sekarang.
BACA JUGA: Nah, Kalau Bank yang Ini Tawarkan Pensiun Dini
Pagi kemarin, JK mengadakan rapat dadakan di rumah dinas Wakil Presiden menyikapi potensi berlanjutnya musim kemarau. Rapat itu dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti.
Menurut JK, kebutuhan beras seluruh masyarakat Indonesia sekitar 2,5 - 3 juta ton per bulan. Dari jumlah itu, sebagian besar dipenuhi oleh pelaku usaha swasta.
BACA JUGA: Inilah Tujuh Tuntutan Pengusaha
Adapun Bulog lebih fokus pada penyediaan beras untuk masyarakat miskin (raskin) atau yang kini diubah namanya menjadi beras sejahtera (rastra).
Karena itu, tidak tercukupinya stok di Bulog bakal berakibat signifikan pada angka kemiskinan. "Kita tidak ingin mengorbankan masyarakat," katanya. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Ini Dikabarkan Mulai Merumahkan Karyawan
Redaktur : Tim Redaksi