jpnn.com - PERISTIWA Lamborghini maut di Surabaya, Minggu (29/11) mulai diarahkan menjadi sebuah kesalahan teknis. Apalagi pengemudi Lamborghini maut, Wiyang Lautner menyatakan bahwa sebelum menabrak lapak STMJ roda depannya tiba-tiba terkunci dan mobilnya tak bisa dikendalikan.
Padahal, supercar mewah selalu dilengkapi fitur-fitur keselamatan canggih yang dipersiapkan untuk sebisanya menghindari human error dari si pengendara
BACA JUGA: Seru Nih, Bos Karaoke Nav dan Happy Puppy Tersangkut Hukum
Duta Safety Driving Indonesia yang juga pereli kenamaan Rifat Sungkar yakin bahwa penyebab kecelakaan tersebut bukan persoalan teknis mobil. Prediksinya, si pengendara belum memiliki pengetahuan dan skill yang cukup untuk mengemudikan supercar sekelas Lamborghini Gallardo LP570-4.
"Kalau lock (roda depan terkunci, Red), rasanya tidak mungkin," ujar Rifat saat dihubungi Jawa Pos (Induk jpnn.com) kemarin (2/12).
BACA JUGA: Pemekaran Kutai Utara Jadi Nggak Sih?
Rifat kemudian menjelaskan, Gallardo punya wheelbase sangat rendah yang dikombinasikan dengan karakter suspensi yang keras. Jadi, mungkin mobil tersebut melindas permukaan jalan yang bergelombang alias bumpy dalam kecepatan tinggi.
Karena suspensi yang cenderung rigid, mungkin mobil itu terpental dan terbang, tak terkendali. "Mobil dengan akselerasi 0-100 kilometer per jam hanya dalam waktu 3-4 detik mental sudah pasti bakal sulit dikendalikan. Mungkin itu yang dibilang lock," lanjut Rifat.
BACA JUGA: Sempat Ditelepon Lamborghini Maut, Pengemudi Ferrari Takut karena...
Supercar sekelas Lamborghini, jelas Rifat, sudah pasti dilengkapi fitur-fitur canggih demi menjamin keselamatan pengendaranya. Misalnya kontrol traksi, rem ABS, dan active suspension. "Apalagi, mobil-mobil mahal pasti saling berlomba gede-gedean rem untuk menjamin kestabilan pengereman," papar putra pereli senior Helmy Sungkar tersebut. (cak/c11/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Simak! Ini Pengakuan Pengendara Ferrari yang Jadi "Lawan" Lamborghini Maut
Redaktur : Tim Redaksi