jpnn.com, JAKARTA - PB PTSI (Pengurus Besar Sepak Takraw Indonesia) melayangkan surat ke Kementerian Pemuda dan Olahraga mengenai permohonan bonus bagi pelatih dan asisten pelatih tertanggal 14 Oktober.
Di dalamnya tercantum lima nama pelatih dan asisten pelatih yang belum mendapat bonus usai meraih medali di Asian Games 2018 Agustus lalu.
BACA JUGA: Respons Kemenpora Soal Ada Bonus Pelatih AG 2018 Belum Cair
Tim takraw Indonesia sukses menyumbangkan 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu pada multievent empat tahunan se-Asia itu. Emas disabet dari tim kuadran putra yang berlaga di hari terakhir kompetisi 1 September. Posisi pelatih kepala dijabat oleh Arsy Syam dengan asisten pelatih Gunaryo.
Syam menuturkan, hingga saat ini pihaknya masih belum mendapat pencairan bonus dari Kemenpora. Saat penyerahan bonus atlet di Istana Bogor, lanjut dia, Presiden RI Joko Widodo juga sudah mengatakan bonus bagi pelatih sudah selesai.
BACA JUGA: Sportivitas Asian Games Harus Ditularkan ke Pilpres 2019
”Tapi sampai saat ini belum ada. Tapi kabarnya sedang berproses,” katanya saat dihubungi, Senin (15/10).
Meski begitu, Syam masih berpikir positif tentang bonus yang belum cair. Menurut dia, mungkin karena anggaran belum tersedia atau mengevaluasi surat-surat yang telah diajukan PB PTSI.
BACA JUGA: Jokowi Pastikan Bakal Ada Kejutan di Asian Para Games 2018
Sebab, dalam surat tersebut dirinya sebagai pelatih kepala membawahi lima nomor peraih medali hanya tertulis sebagai pelatih di dua nomor. Tim kuadran putra dan tim regu putra yang meraih perunggu.
Pelatih yang juga staf pengajar di Universitas Negeri Gorontalo itu merasa kecewa. ”Ya bagaimana pun itu hak. Kami jujur merasa disepelekan,” ucapnya.
Di sisi lain, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta menegaskan, bonus sudah cair. Semua buku rekening atas nama pelatih ada di mejanya. ”Surat sudah datang dan saya terima. Tinggal ambil saja,” terangnya.
Isnanta menjelaskan, bonus atlet tidak diberikan bersamaan dengan atlet karena pada surat keputusan (SK) tidak tercantum sebagai pelatih, melainkan ofisial. Sebab, sesuai aturan di Kemenpora ofisial tidak mendapat bonus.
Maka dari itu, pihaknya meminta masing-masing pengurus besar maupun pusat cabor untuk mengubah SK lebih dulu. ”Supaya jelas siapa pelatihnya, melatih siapa di nomor apa,” ujar Isnanta.
Dia menghimbau kepada seluruh pelatih dan asisten pelatih seluruh cabor untuk segera mengambil bonusnya di Kemenpora. (han)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Romansa Nunu dan Gina, Bonus PNS Paling Prestisius
Redaktur & Reporter : Soetomo