Ahli Epidemiologi Sampaikan Peringatan, Kota-Kota Besar Jangan Sampai Kebobolan

Senin, 25 April 2022 – 02:25 WIB
Sejumlah calon penumpang bus menunggu jadwal keberangkatan di Terminal Kalideres, Jakarta, Rabu (20/4/2022). Memasuki minggu ketiga bulan Ramadhan, Terminal Kalideres terpantau mulai ramai oleh pemudik dengan tujuan Padang, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan diprediksi pada 26 April 2022 menjadi puncak arus mudik di terminal tersebut. ANTARA FOTO/Fauzan/tom.

jpnn.com, JAKARTA - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman mengingatkan kota-kota besar tentang potensi kenaikan kasus Covid-19 pascamudik Lebaran 2022.

Terlebih, dia memprediksi akan banyak orang yang mencari pekerjaan ke kota-kota besar saat arus balik.

BACA JUGA: Ahli Epidemiologi Ungkap Cara Mencegah Infeksi Virus Zika

"Ini tahun ketiga pandemi dan kita tahu dua tahun terakhir banyak orang kehilangan lapangan kerja," kata Dicky melalui pesan singkat, Minggu (24/4).

Artinya, lanjut dia, akan ada potensi banyaknya orang daerah yang datang ke kota-kota besar sehingga meningkatkan juga kemungkinan naiknya jumlah kasus Covid-19, apalagi jika para pendatang belum terlindungi dengan vaksin dosis lengkap dan booster.

BACA JUGA: Dokter Ngabila Salama Beberkan Kabar Terbaru Covid-19 di Jakarta, Simak

"Untuk memitigasi dan mengantisipasinya, pertama dari daerah-daerah yang menerima kedatangan para pemudik ini, saya sangat anjurkan untuk meningkatkan posko vaksin, khususnya yang belum dua dosis atau tiga dosis," tutur Dicky.

Dengan begitu, risiko lonjakan kasus di kota-kota besar setelah masa mudik Lebaran 2022 dinilai bisa lebih rendah.

BACA JUGA: Libur Lebaran, Ini Saran Ahli Epidemiologi Agar Mudik Lebih Aman

Dicky menjelaskan banyaknya jumlah orang yang akan masuk ke kota-kota besar saat arus balik akan menyulitkan proses skrining.

Untuk itu, kerja sama antardaerah dinilai perlu dilakukan untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus Covid-19. (mcr9/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahli Epidemiologi Sebut Libur Panjang Bagai Dua Mata Pisau, Ini Alasannya


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler