jpnn.com, JAKARTA - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan virus Zika selama ini tidak menghilang.
Virus yang sempat menjadi wabah di Brasil pada 2015 lalu itu kini banyak ditemukan di India.
BACA JUGA: Dokter Ngabila Salama Beberkan Kabar Terbaru Covid-19 di Jakarta, Simak
"Bisa jadi karena keterbatasan deteksi, dalam hal ini skrining dan pemeriksaan," kata Dicky, Jumat (15/4).
Dia menegaskan keberadaan pandemi Covid-19 secara global tidak menyebabkan virus-virus lain seperti Zika menghilang.
BACA JUGA: Libur Lebaran, Ini Saran Ahli Epidemiologi Agar Mudik Lebih Aman
Namun, Covid-19 telah meningkatkan kemampuan masyarakat dunia untuk mendeteksi virus.
"Jadi, pandemi Covid ini harus mengajarkan pada kita kemampuan deteksi dini dan skrining," ujar Dicky.
BACA JUGA: Ahli Epidemiologi Sebut Libur Panjang Bagai Dua Mata Pisau, Ini Alasannya
Untuk mencegah penularan virus Zika, Dicky mengatakan perlu adanya pengetatan pintu masuk, khususnya dari negara-negara tropis.
Dicky menjelaskan Indonesia juga menjadi salah satu negara berisiko terhadap virus Zika karena menjadi negara tropis dan memiliki banyak populasi nyamuk Aedes.
Untuk itu, masyarakat harus menjaga pola hidup sehat dan kebersihan dengan gerakan 3 M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup penampungan air, dan mengubur barang bekas.
Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin untuk mengobati infeksi virus Zika.
Virus tersebut bisa menyebabkan cacat janin sehingga bayi lahir dengan kepala yang kecil atau mikrosefali. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahli Epidemiologi Berbagi Cara Menghadapi Ancaman Varian XE
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih