jpnn.com - JAKARTA - Hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan tingkat ketidakpuasan terhadap Presiden Jokowi sangat tinggi.
Hasil survei Poltracking, misalnya, menunjukkan 48,5 persen publik tidak puas dengan pemerintahan JokoWI. Sementara hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (kedaiKOPI) menyebut tingkat ketidakpuasan publik terhadap JokoWI sebesar 65,6 persen.
BACA JUGA: Menunggu Kata Maaf dari Presiden Jokowi
Survei merekam ketidakpuasan publik tersebut akibat berbagai kebijakan yang dibuat JokoWI tidak sesuai harapan rakyat, seperti menaikkan harga BBM, impor beras, kenaikan harga tarif dasar listrik dan gas, dan 'membiarkan' kriminalisasi pimpinan KPK.
Bagi Ki Ucup Jumanta, seorang yang ahli membaca garis kehidupan lewat perhitungan nama, merosotnya ketidakpercayaan rakyat terhadap Jokowi bukanlah hal yang mengagetkan.
BACA JUGA: Kata Sejarawan, Soekarno Pernah Disebut Lahir di Blitar
Sejak awal dia melihat bahwa aura Jokowi tidak cukup bagus untuk menjadi pemimpin negara. Berdasarkan hitungannya, Jokowi tidak akan mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik seperti yang diharapkan rakyat.
Salah satu penyebabnya, dalam menjalankan roda pemerintahan, Jokowi diintervensi oleh orang-orang di sekitarnya sekalipun hal itu bertentangan dengan kepentingan rakyat.
BACA JUGA: Mari Tagih Jokowi-JK soal Trisakti dan Nawacita
"Kalau saya hitung, nama Joko Widodo kekuatannya 50:50. Kekuatan dari dirinya 50, dan kekuatan di sekitarnya atau temannya 50," ujar Ki Ucup sambil menuliskan beberapa huruf Arab di papan tulis membacakan karakter dan garis kehidupan lewat sinyal dan energi dengan perhitungan huruf dari nama Joko Widodo.
Selain menghitung nama Joko Widodo, Ki Ucup juga menghitung garis kehidupan dari nama Wapres Jusuf Kalla.
Menurut dia, dilihat dari namanya, aura kepemimpinan JK lebih kuat ketimbang Joko. JK memiliki kekuatan secara pribadi sebesar 70 persen, sementara sisanya kekuatan politik yang mendukungnya. Inilah yang membuat JK lebih dominan dalam banyak urusan dibandingkan sang presiden.
"Kekuatan yang dimiliki Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla jika digabung, itu seperti air dan minyak. Meski dalam satu wadah tidak akan pernah ketemu," kata Ki Ucup seperti dalam tayangan Sisi Lain RMTV.
Karena itulah, menurut Ki Ucup lagi, sekalipun bisa bertahan lima tahun, pemerintahan Joko-JK tidak akan bisa mewujudkan harapan kehidupan lebih baik bagi rakyat.
"Joko Widodo dan Jusuf Kalla memimpin, hasilnya lamalif ya (JK), mim ba (Joko Widodo), tidak akan pernah ketemu jawabannya. Seperti di sini, huruf mim ketemu ba, itu ekonomi tidak jelas," imbuh Ki Ucup yang asli Betawi dan mulai sadar memiliki kemampuan membaca garis kehidupan sejak umur 12 tahun.
Percaya atau tidak, Ki Ucup meyakinkan hasil pembacaan garis kehidupan yang dikemukakannya akan terbukti. "Insya Allah 90 persen benar," tukasnya. (dem/RMOL)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Ingin Kiblat Universitas Islam Moderat Dunia Ada di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi