jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diprediksi menguat.
Rupiah dibuka menguat tipis dua poin atau 0,01 persen ke posisi Rp 14.409 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.407 per USD.
BACA JUGA: Pengamat Pasar Uang Beberkan Penyebab Kurs Rupiah Loyo Terus
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, penguatan rupiah bisa terjadi seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan berfluktuasi, namun ditutup menguat di rentang Rp 14.390 hingga Rp 14.430 per USD, " kata Ibrahim, di Jakarta, Selasa (23/3).
BACA JUGA: The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, Asyik Kurs Rupiah Melaju Kamis Ini
Dia mengatakan, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun pada awal pekan sedikit turun menjadi 1,69 persen dibandingkan akhir pekan lalu 1,74 persen.
"Sehingga diharapkan dapat mendorong minat pelaku pasar kembali masuk," ujar Ibrahim.
Ibrahim menambahkan, tingkat imbal hasil obligasi AS turun seiring pesimisnya data penjualan rumah di Negeri Paman Sam tersebut.
Sementara itu, lanjut dia, minat pada aset berisiko kembali meningkat setelah redanya kekhawatiran pemecatan Gubernur Bank Sentral Turki Naci Agbal.
"Presiden Turki Tayyip Erdogan secara mengejutkan mengganti Naci Agbal yang mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi," jelas dia.
Pada Senin (22/3) lalu rupiah ditutup menguat tipis 1 poin ke posisi Rp14.407 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.408 USD. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia