jpnn.com, ACEH - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengajak mahasiswa Universitas Syiah Kuala meneladani perjuangan para syuhada dan pendiri bangsa untuk menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air.
Di acara sosialisasi 4 Pilar MPR bertema 'Empat Pilar Kebangsaan dan Motivasi Civitas Akademika untuk Memperkokoh Semangat Persatuan Mewujudkan Pembangunan Nasional Emas tahun 2045' itu, Basarah menyebutkan kontribusi Aceh yang besar di era kemerdekaan.
BACA JUGA: Ahmad Basarah Samakan Spirit Pernyataan Letjen Dudung dengan Doktrin KH Hasyim Asyari
"Mulai dari sumbangan pesawat Dakota R1-001 Seulawah, sumbangan emas dari saudagar Aceh untuk tugu Monas, hingga peranan penting tokoh Aceh Teuku Muhammad Hasan dalam fase pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang resmi PPKI pada 18 Agustus 1945," kata Basarah, Sabtu (9/10).
Doktor hukum lulusan Universitas Diponegoro itu mengatakan daya juang tinggi, berjiwa patriot dan cinta tanah air merupakan karakter khas dari masyarakat Aceh.
BACA JUGA: HNW Ingatkan Empat Pilar MPR jangan Sampai Dirusak Atau Diganti
Bukti-bukti sejarah menunjukkan dengan jelas bagaimana perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda begitu sengit.
Tidak mengherankan jika banyak pahlawan nasional berasal dari Aceh, sebut saja Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Cut Nyak Dien dan masih banyak lagi.
BACA JUGA: Lestari Moerdijat: Empat Pilar Terbukti Mampu jadi Perekat Bangsa
Periode selanjutnya adalah pada fase pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang PPKI.
Dalam babakan sejarah ini, tokoh Aceh bernama Teuku Muhammad Hasan memainkan peranan penting.
Teuku Muhammad Hasan berhasil meyakinkan Ki Bagus Hadikusumo, tokoh besar Muhammadiyah agar mau menerima perubahan dalam rumusan Piagam Jakarta yang awalnya berbunyi 'Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' menjadi 'Ketuhanan Yang Maha Esa'.
"Atas dasar jasa-jasa pentingnya itulah, Teuku Muhammad Hasan diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 085/TK/Tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal Aceh berkontribusi besar bagi bangsa Indonesia," tegas Basarah.
Menurut Basarah, pelajaran moral penting yang bisa diwarisi bersama, yaitu para pendiri bangsa mengedepankan persatuan dengan menanggalkan egoisme.
"Api persatuan inilah yang harus kita teladani," tegas Basarah.
Rektor Universitas Syiah Kuala Prof Samsul Rizal dalam sambutannya menyatakan seluruh civitas akademika di kampus yang dipimpinnya menyampaikan terima kasih atas kehadiran Ahmad Basarah.
Dia meyakini materi Sosialisasi Empat Pilar ini akan bermanfaat bagi seluruh civitas akademika Universitas Syiah Kuala terutama dalam memperkuat kemajemukan yang memang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT.
“Semoga materi sosialisasi ini memberikan pengaruh signifikan kepada mereka yang masih memiliki egoisme sektoral untuk memahami konsep pluralisme demi tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Samsul Rizal. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi