Ahmad Yahya: Sejak 2013, Masyarakat Menstempel Demokrat Sebagai Partai Keluarga

Selasa, 23 Februari 2021 – 20:33 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Foto: Dok. Humas Demokrat

jpnn.com, JAKARTA - Politikus senior Demokrat Ahmad Yahya heran dengan praktik politik yang dilakukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk Partai Demokrat. Sebab, SBY menjadikan Demokrat seperti partai keluarganya.

Menurut dia, kondisi tersebut mulai terjadi saat kongres 2013 lalu. Kala itu, SBY dan putranya Edy Baskoro Yudhoyono menjadi Ketua Umum dan Sekjen Demokrat secara bersamaan.

BACA JUGA: Kapolri: Tersangka Kasus ITE yang Meminta Maaf tak Perlu Ditahan

"Mulai saat itulah masyarakat memberi stempel partai Demokrat adalah partai keluarga,” ujar Ahmad Yahya kepada awak media, Selasa (23/2).

Menurutnya, pembentukan partai keluarga bertentangan dengan semangat awal pendirian Demokrat. Yakni menjadi partai terbuka dan memberi semua anak bangsa terjun ke politik. 

BACA JUGA: Max Sopacua Sebut Demokrat Sudah jadi Partai Keluarga

Ahmad pun bercerita, setelah kongres pertama Demokrat di Bali 2005, banyak kepala daerah yang bergabung dengan partai berwarna kebesaran biru itu. 

Mulai dari gubernur, bupati dan Wali kota, semua optimistis memimpin dan mengambil posisi menjadi Ketua DPD dan DPC. 

BACA JUGA: Waduh, Ada yang Berani Sebut SBY dan Keluarganya Pengkhianat Partai Demokrat

Menurut dia, tidak terdapat satu pihak pun yang mengusik dan mempertanyakan motif kepala daerah bergabung ke partai Demokrat pada saat itu.

"Oleh karena sejatinya Partai Demokrat memang berkomitmen menjadi Partai modern dan terbuka. Akibat itulah, mulai dari kepemimpinan nasional Pak SBY dan bergabungnya putra-putri terbaik di masing-masing daerah, maka partai Demokrat menjadi besar dan menang di Pemilu 2009," kata Pimpinan Ponpes Nur Azizah Tangerang itu.

Kini Demokrat dipimpin oleh putra sulung SBY yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ahmad Yahya pun menyatakan keterpilihan AHY penuh dengan rekayasa dan kebohongan. 

Sebab, kata dia, AHY terpilih dengan cara aklamasi. Kemudian kongres juga berlangsung tidak sesuai dengan tata tertib dan aturan yang berlaku.

"Kongres jadi-jadian, tidak ada tata tertib, tidak ada pertanggung jawaban keuangan dan program. Bahkan AD/ART 2020 dibuat di luar setelah kongres,” ujar dia.

Sementara itu, politikus senior Demokrat HM Darmizal MS menyoroti dampak dari perubahan Partai Demokrat menjadi partai keluarga SBY. 

Menurut Darmizal, tren perolehan suara partai Demokrat dalam pemilu selalu menurun setelah menjadi partai keluarga. 

Saat AHY dicoba dalam Pilkada DKI dan Pemilu 2019, suara partai terus menurun hanya sebesar tujuh persen.

“Lagi-lagi partai yang dikelola dengan manajemen keluarga tidak dapat membuktikan membesarkan dan  memenangkan Partai Demokrat," kata Darmizal. (ast/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaget Badan Ditindih, Mahasiswi Sontak Berontak, Gigit Bibir dan Remas Anu Pelaku


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler