jpnn.com - KEBON SIRIH – Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus membongkar ketidakberesan anak buahnya. Kali ini Ahok menyoroti aroma korupsi di dinas kebersihan. Institusi yang dipimpin Saptastri Ediningtyas itu diduga memainkan dana pengadaan truk sampah pada anggaran 2014.
Dia menyatakan, anggaran pembelian truk sampah tahun ini mencapai Rp 28 miliar. Namun, berdasar informasi yang diterima, anggaran tersebut tersisa Rp 17 miliar. Nah, Rp 11 miliar itu hingga kini masih misterius. Padahal, sampai saat ini pemprov belum membayar anggaran pembelian truk sampah tersebut kepada pihak vendor.
BACA JUGA: Kasus Transjakarta, Pejabat DKI Diperiksa Lagi
’’Kan aneh. Menurut pengakuan mereka (dinas kebersihan, Red), uangnya tiba-tiba tersisa Rp 17 miliar,’’ katanya di balai kota pada Kamis (16/10).
Pihaknya mengaku tidak mengetahui apa yang terjadi dengan dinas tersebut. Selain itu, dia merasa kaget dengan kejadian tersebut. Apalagi pemprov mulai tahun ini menggunakan sistem e-catalog untuk setiap pengadaan barang dan jasa di seluruh SKPD (satuan kerja perangkat daerah).
BACA JUGA: Terapkan Pengamanan Pagar Betis dari DPR Hingga Istana
Saat truk sampah itu ditayangkan di e-catalog, pemprov belum bisa membayar karena anggarannya tidak cukup. ’’Saya pikir ada kesengajaan atau mereka (dinas kebersihan, Red) memang nggak sanggup melakukan e-catalog,’’ tegasnya.
Ahok juga masih menelusuri penggunaan anggaran Rp 11 miliar tersebut. Dia berjanji mengungkap kejanggalan itu. Bahkan, pihaknya siap melibatkan aparat penegak hukum. Tujuannya, praktik serupa tidak terjadi lagi pada tahun-tahun mendatang.
BACA JUGA: Jadi Plt Gubernur, Kewenangan Ahok Terbatas
Mantan anggota DPR tersebut menuturkan bahwa praktik seperti itu merupakan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan selama dua tahun menjabat sebagai Wagub. ’’Masalah itu terjadi loh (di DKI, Red). Lucu nggak,’’ ujarnya.
Selain itu, mantan Bupati Belitung Timur tersebut menyatakan belum menerima penjelasan dari dinas terkait dengan hal itu. Yang jelas, lanjut dia, masalah seperti itu merupakan praktik lama yang hingga kini belum hilang di beberapa SKPD.
Namun, Ahok bersyukur. Sebab, selama dua tahun menjabat, dia semakin tahu bentuk dan modus yang kerap digunakan anak buahnya untuk memainkan anggaran. ’’Sekarang kami tahulah permainannya kayak gimana. Tipu-menipu, sudah tahulah,’’ tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan Saptastri Ediningtyas tidak merespons konfirmasi dari Jawa Pos. Saat ditelepon dan SMS, dia tidak menjawab. Terpisah, Kepala Inspektorat DKI Franky Mangatas mengaku memanggil Saptastri Ediningtyas beberapa waktu lalu.
Berdasar keterangan yang didapatkan, perubahan anggaran tersebut kemungkinan besar terjadi saat APBD Perubahan beberapa waktu lalu. Dinas Kebersihan sengaja mengubah nilai anggaran yang awalnya Rp 28 miliar menjadi Rp 17 miliar. ’’Kalau ada dugaan lain, kami belum tahu. Yang jelas, kami pernah memanggil orangnya,’’ jelasnya kepada Jawa Pos. (fai/co2/oni/c20/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Minta Warga DKI Dukung Penuh Ahok
Redaktur : Tim Redaksi