Ahok: Laporan BPK Itu Menipu!

Rabu, 13 April 2016 – 13:39 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Foto:Ricardo/JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyampaikan rasa terima kasih kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena sudah dimintai keterangan terkait penyelidikan pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras pada Selasa (12/4). Dengan begitu, menurutnya, masalah itu menjadi lebih jelas.

"Saya terima kasih sama KPK kemarin. Kalau saya enggak dipanggil, jadi liar di luar, seolah-olah saya bersalah," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Jakarta, Rabu (13/4).

BACA JUGA: Ssst...Ini Ciri-Ciri Menteri yang Akan Direshuffle

Kasus itu mencuat dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jakarta atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi DKI 2014. Menurut data BPK Jakarta harga lahan yang dibeli jauh lebih mahal, sehingga merugikan keuangan daerah sebesar Rp 191 miliar. 

Namun, Ahok menyatakan, temuan BPK tidak masuk akal. Ia mencontohkan terkait perbandingan harga tanah yang dibeli PT Ciputra Karya Utama dengan Pemprov DKI.

BACA JUGA: Mahyudin Bilang Setoran 20 M Itu Ibarat Kalah Judi, Diadu

"Yang dilaporkan BPK itu enggak masuk akal. Yang Ciputra tuh belinya harga pasar, kalau pakai NJOP benar. Saya beli harga NJOP. Kalau dibandingkan harga pasar saya lebih murah," ucapnya.

Karena itu, Ahok menyebut, laporan BPK tidak fair. "Berarti kamu udah enggak fair, menipu. Laporan BPK itu menipu," ujarnya.

BACA JUGA: Caketum Golkar Setor Rp 20 M, Yakin Bisa Cegah Politik Uang?

Mantan Bupati Belitung Timur itu menyatakan, BPK mempertanyakan mengenai pembelian lahan RS Sumber Waras di Jalan Tomang Utara karena tidak sesuai dengan NJOP.

Ahok menyatakan, pembelian lahan RS Sumber Waras sudah sesuai harga NJOP yang dibedakan berdasarkan zona lokasi. NJOP ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

"Yang nentuin angka-angkanya staf ahli semua, bukan kami loh," ungkap Ahok. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setoran Rp 20 Miliar? Bamsoet: Weleh, Mau Rampok di Mana?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler