jpnn.com - JAKARTA - Bendahara Umum DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo termasuk orang yang bisa menerima ide calon ketua umum partainya harus menyetor uang sumbangan ke panitia. Namun dia menilai kurang patut bila nominalnya mencapai Rp 20 miliar.
Menurut politikus Golkar yang akrab disapa Bamsoet, panitia Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Bali, 7 Mei mendatang bisa jadi terinspirasi konsep gotong royong di HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), yang meminta kandidat ketum menyumbang.
BACA JUGA: Pancasila Dilecehkan, Burung Garuda Ditendang
Namun, kondisinya berbeda antara kandidat di HIMPI yang merupakan para pengusaha tajir. Itupun, sumbangan yang diminta hanya berkisar Rp 1- 3 miliar. Sedangkan caketum partainya mayoritas menjabat anggota dewan, hingga mantan kepala daerah, diminta menyediakan Rp 20 miliar.
"Bagi kami ini bukan soal mampu atau tidak mampu memenuhi ketentuan tersebut. Tapi soal patut atau tidak patut. Kalau jumlahnya wajar dan tidak sefantastis itu, kami dapat memakluminya. Tapi kalau benar sampai sebesar itu weleh...weleh...," jawab Bamsoet saat dikonfirmasi pada Rabu (13/4).
BACA JUGA: Hamdalah, Tiga WNI Sudah Dilepas Sempalan Kelompok Abu Sayyaf
Bila sumbangan yang diharuskan mencapai Rp 20 miliar, lanjutnya, para kandidat caketum Golkar yang rata-rata wakil rakyat maupun kepala daerah harus merampok apa untuk mendapatkannya. Karenanya Bamsoet memandang ide tersebut kemunduran bagi partai sebesar Golkar.
Kalau alasan untuk menghindari money politic, kata pendukung Ade Komarudin, itu alasan yang mengada-ada. Tapi bila panitia butuh dana untuk penyelenggaraan, akan lebih baik berterus terang kepada kandidat.
BACA JUGA: Ssttt...Caketum Golkar Harus Setor Rp 20 Miliar ke Panitia
"Saya yakin para kandidat rela dan iklas patungan. Kalau kebijakan itu (setor Rp 20 miliar) benar-benar dilksanakan, itu sama saja para calon atau kandidat disuruh merampok atau korupsi hehehe," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua PDIP: Ahok Ngaco!
Redaktur : Tim Redaksi