jpnn.com - jpnn.com - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memperlihatkan ada sejumlah alasan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dianggap paling tidak diyakini mampu menjaga keberagaman Jakarta, dibanding calon Gubernur Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan.
"Ahok yang kini menjadi terdakwa penista agama, justru dianggap bagian dari problem, bukan bagian dari solusi," ujar Ardian Sopa, peneliti LSI Denny JA saat merilis hasil survei di Jakarta, Selasa (24/1).
BACA JUGA: Elektabilitas Ahok Justru Naik Setelah Disidangkan
Alasan lain, responden kata Ardian, menilai Ahok kurang berempati dengan agama. Terlihat, bukan hanya responden penganut agama Islam yang menilai hal itu. Namun juga responden beragama Kristen juga berpendapat demikian.
"Gaya bicara Ahok yang kurang diplomatis, dinilai akan sering kontroversial jika bicara soal agama," ucap Ardian.
BACA JUGA: Trend Peningkatan Elektabilitas Agus-Sylvi Terendah
Berbeda dengan Ahok, Agus menurut Ardian, diuntungkan oleh latar belakangnya sebagai tentara.
Disiplin dan ideologi tentara yang keras dengan merah putih, NKRI, Pancasila, UUD 1945, membuatnya dipercaya berkomitmen menjaga Bhineka Tunggal Ika.
BACA JUGA: Ahok Semprot Relawan Pendukung Penggelar Bedah Buku
"Dari tiga spektrum politik Indonesia, nasionalis versus religius versus nasionalis-religius, Agus dianggap paling berada dalam spektum moderat tengah. Yaitu nasionalis-religius. Ini spektrum yang komunitas pemilihnya terbesar. Dari tiga cagub yang ada, Agus juga dinilai paling tidak kontroversial soal agama," tutur Ardian.
LSI Denny JA diketahui menggelar survei terkait Pilkada DKI pada 5-11 Januari lalu, dengan melibatkan 880 responden. Survei dilakukan tatap muka dengan menggunakan metode multisage random sampling. Margin of error lebih kurang 3,4 persen.
Hasilnya, sebanyak 30,50 persen responden menilai Agus mampu menjaga keberagaman Jakarta. Anies (24,50 persen) dan Ahok (15,20 persen).(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lola Amaria Cuma Minta Satu Hal Jika Ahok Terpilih Lagi
Redaktur & Reporter : Ken Girsang