Ahok Usul Perubahan Skema Subsidi BBM, Ketua MPR Bambang Soesatyo Merespons Begini

Selasa, 19 April 2022 – 15:53 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) bersama Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahjana Purnama saat mengunjungi Pertamina Integrated Enterprise Command Center (PIECC) di Jakarta, Selasa (19/4). Foto: Dokumentasi Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo merespons usulan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait perubahan skema pemberian subsidi energi.

Dia mendorong pemerintah mempertimbangkan usulan Ahok tersebut terkait perubahan skema pemberian subsidi energi dari yang selama ini berbasis pada komoditas dan bersifat terbuka diubah menjadi subsidi yang diberikan secara langsung kepada orang yang tidak mampu.

BACA JUGA: Bamsoet Sambut Langkah Investor Asing Ini, Apa yang Akan Dilakukannya?

Usulan Ahok tersebut sebenarnya juga telah diterapkan pemerintah pada pemberian subsidi minyak goreng.

Harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti Pertamax maupun Liquefied Petroleum Gas (LPG) selama ini jauh di bawah harga keekonomian.

BACA JUGA: Alamak, Dunia di Ambang Kelesuan Ekonomi, Bamsoet Punya Solusinya, nih

Saat ini di pasaran, harga minyak RON 92 seperti Pertamax berada di kisaran Rp 16 ribuan, Pertamina menjualnya dengan harga di kisaran Rp 12.500 - Rp 13 ribu.

Kini juga semakin banyak kalangan mampu yang mengalihkan bahan bakarnya dari Pertamax ke Pertalite yang disubsidi sekitar Rp 4.500 per liter oleh pemerintah.

BACA JUGA: Bamsoet Apresiasi Aksi P3AU Berkolaborasi dengan TNI AU & FKPPI Adakan Vaksin Booster

Sementara untuk solar, pemerintah mensubsidinya hingga Rp 7.800 per liter.

"Harga minyak mentah dunia sudah menyentuh USD 119/barel, jauh berada di atas asumsi pemerintah dalam APBN 2022 yang berada di kisaran USD 65 per barel," sebut Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo.

Kementerian ESDM melaporkan melihat tren minyak mentah dunia yang terus naik, pemerintah harus bersiap mengeluarkan Rp 320 triliun untuk subsidi kompensasi BBM dan LPG.

"Penikmat subsidi tersebut tidak seluruhnya berasal dari kalangan tidak mampu," beber Bamsoet sesuai mengunjungi Pertamina Integrated Enterprise Command Center (PIECC) di Jakarta, Selasa (19/4).

Selanjut itu, lanjut Bamsoet, masih masifnya jual beli solar bersubsidi yang dilakukan industri menjadikan subsidi energi untuk BBM ataupun LPG tidak tepat sasaran.

Hadir pada kesempatan itu, yakni Komisaris Pertamina sekaligus Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial, dan SVP PIECC Sigit.

Ketua DPR RI ke-20 itu menjelaskan jika subsidi tersebut diberikan langsung ke masyarakat tidak mampu yang menurut laporan BPS jumlah penduduk miskin per September 2021 sekitar 26,5 juta orang akan memberikan multiplier effect economy yg besar bagi peningkatan konsumsi rumah tangga.

Mengingat, menurut Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, sekitar 40 persen penduduk termiskin menikmati 36,4 persen dari budget subsidi energi, tetapi 40 persen penduduk terkaya malah menikmati hampir 40 persen dari budget subsidi energi.

Bamsoet menyebutkan laporan BPS pada September 2021 diketahui jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 136,32 juta unit.

Jumlah tersebut erdiri dari 115,29 juta sepeda motor, 15,8 juta mobil penumpang, 5,01 juta truk, dan 233,42 ribu bus.

Tidak heran jika subsidi energi BBM terus menerus membengkak setiap tahunnya," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar juga mengapresiasi kinerja Pertamina yang mulai Go Digital dengan membentuk Pertamina Integrated Enterprise Command Center (PIECC).

Mulai dari menyajikan big data secara realtime terkait produksi, distribusi hingga konsumsi BBM, sekaligus mendukung peran strategis Pertamina sebagai integrator seluruh lini bisnis dari aspek operasional dan komersial.

"Melalui PIECC, Pertamina juga bisa memonitor pergerakan kapal dan truk pengangkut minyak," terangnya.

Melalui PIECC juga diyakini bisa meminimalisir terjadinya jual beli minyak di jalan maupun pelanggaran hukum lainnya.

"PIECC juga menjadi salah satu inovasi Pertamina untuk menjadi global energy champion," puji Bamsoet.

Dia berharap Pertamina bisa menerapkan satu strategi secara menyeluruh demi memberikan efisiensi sekaligus mengurangi kemungkinan adanya penyalahgunaan wewenang, sehingga akuntabilitas Pertamina Group tetap terjaga. (mrk/jpnn)

 


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler