AII Sukses Hilirisasi 13 Teknologi Hasil Riset Sawit, Kembali Dipercaya BPDPKS

Kamis, 09 Maret 2023 – 22:34 WIB
Sebanyak 13 teknologi hasil riset kelapa sawit yang dibiayai BPDPKS lewat Program Grand Riset Sawit (GRS) periode 2015 - 2021 berhasil dihilirisasi. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 13 teknologi hasil riset kelapa sawit yang dibiayai Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) lewat Program Grand Riset Sawit (GRS) periode 2015 - 2021, berhasil dihilirisasi Asosiasi Inventor Indonesia (AII).

Menurut Ketua Umum AII Prof. Didiek Hadjar Goenadi, berkat keberhasilan itu asosiasinya kembali dipercaya BPDPKS untuk melakukan valuasi dan komersialisasi 49 invensi GRS-BPDPKS periode 2015-2015.

BACA JUGA: Harga TBS Sawit Naik Lagi, tetapi Petani Mengeluh Gegara Hal Ini

"Proses valuasi sudah dilakukan sejak Oktober 2022 hingga Oktober 2023," kata Hadjar Goenadi dalam konferensi pers, Kamis (9/3).

Dia menyebutkan dari 49 invensi, AII menilai ada 19 invensi yang potensial untuk ditindaklanjuti secara mendalam, termasuk technology readiness level (TRL).

BACA JUGA: 13 Inventor Difasilitasi AII untuk Hilirisasi Hasil Riset Sawit

Prof Didiek mengungkapkan ada 7 dari 13 invensi yang dinilai layak dikomersialisasikan berhasil menggaet investor. Tujuh invensi itu antara lain teknologi produksi pupuk bio SilAc; teknologi produk makanan dan minuman menggunakan emulsifier mono-diasil gliserol.

Juga teknologi produksi furfural dan asam levulinat dari biomassa sawit dan teknologi smart machine vision berbasis pencitraan multi-spektral untuk sortasi dan grading tandan buah segar kelapa sawit.

BACA JUGA: Ternyata ini Alasan Jokowi Mengajak Prabowo Panen Raya Padi di Jateng, Hmmm

"Tujuh invensi tersebut telah mendapat letter of intent (LoI) atau surat minat dari pihak industri," ujarnya.

Selain itu, masih ada invensi terkait teknologi produksi bioplastik dari TKKS; teknologi sintetis, formulasi dan aplikasi foaming agent dari minyak sawit untuk pemadam kebakaran; dan teknologi lemak kalsium sebagai suplemen pakan ternak sapi perah.

Dia menjelaskan untuk sisa 6 teknologi hasil riset yang telah mencapai TRL>=7, tetapi belum berhasil mendapat surat minat dari industri akan dimasukkan dalam materi riset yang akan difasilitasi komersialisasinya pada tahap selanjutnya.

Soal 38 invensi yang divaluasi tahun ini, lanjut Prof Didiek, ada 19 invensi yang dinilai layak dikomersialisasi dan 19 invensi lain masih memerlukan kajian mendalam oleh para inventornya, terutama menyangkut analisis tekno ekonomi, efisiensi proses produksi dan juga kesiapan teknologinya (TRL).

Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Zaid Burhan Ibrahim menyebutkan dana yang dikelola lembaganya pada 2023 mencapai Rp 5,4 triliun. Dana tersebut bisa bertambah hingga Rp 51 triliun seiring dengan meningkatkan ekspor sawit. Sedangkan tahun lalu, dana yang dikelola sebesar Rp 35 triliun.

Dana itu dari pungutan ekspor kelapa sawit itu digunakan untuk peremajaan sawit rakyat, selisih insentif biodiesel, pengembangan SDM berupa beasiswa anak petani buruh sawit.

"Dananya bukan untuk perusahaan, tetapi keluarga petani buruh sawit. Dana peremajaan sawit rakyat diberikan Rp 30 juta per hektare di mana maksimal 4 hektare per orang. Untuk peremajaan itu saja butuh dana hingga Rp 5,4 triliun per tahun," tutur Zaid.

Kegiatan lainnya adalah penelitian dan pengembangan dengan proposal penelitian mencapai 115 per tahun. Jumlah itu hasil seleksi dari 738 proposal usulan. Program terbesar untuk mandatori biodiesel. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler