jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyampaikan analisis terkait tindakan Aipda HR membikin grafiti "Sarang Pungli" pada dinding gedung Polres Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Coretan Sarang Pungli -pungutan liar- di Polres Luwu itu pun mendapat atensi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang memerintahkan Kadiv Propam Polri Irjen Syahardiantono turun tangan mengusutnya.
BACA JUGA: Aipda HR Menulis Sarang Pungli di Kantor Polisi, Kapolri Langsung Bereaksi
Menurut Reza, publik pantas percaya terhadap Aipda HR yang membuat grafiti itu, sama percayanya ketika Kapolri mengatakan kepercayaan publik terhadap Polri turun drastis.
Begitu juga publik percaya saat Kapolri menyebut bahwa Polri membutuhkan reformasi atau pembenahan diri.
BACA JUGA: Saran Bang Reza untuk Kapolri demi Mengungkap Polisi Terlibat Narkoba, Begini
"Artinya, kita percaya manakala Kapolri membuka borok yang ada di institusinya sendiri. Saya sangat respek pada kejujuran Kapolri," ucap Reza Indragiri kepada JPNN.com, Selasa (18/10).
"Nah, pantas kiranya kita juga percaya ketika ada personel Polri--walau berpangkat rendah--mengekspos aib kantornya ke publik," lanjutnya.
BACA JUGA: Irjen Teddy Bernasib Tragis, Dia bukan Grup Ferdy Sambo yang Cemerlang
Dengan asumsi bahwa grafiti di kantor polisi itu sebuah kebenaran, Reza menilai Aipda HR dan Kapolri sesungguhnya sedang sama-sama melawan Kode Senyap yang marak sebagai subktultur menyimpang di berbagai organisasi kepolisian.
Reza menjelaskan di dalam kepolisian terdapat istilah code of silence yang artinya kode senyap atau kode diam.
Menurut penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari University of Melbourne Australia itu, istilah kode senyap menunjuk kepada subkultur menyimpang personel dengan menutup-nutupi kesalahan sejawat.
"Besar nyali para personel polisi yang berani mendobrak Kode Senyap itu. Sekaligus itu langkah pembuka yang sempurna bagi sebuah proses panjang pembenahan institusi kepolisian," tuturnya.
Terlebih lagi, Reza menyebut menurut banyakstudi, isi grafiti yang dibuat Aipda HR sudah diketahui sebagai salah satu bentuk penyimpangan bahkan kejahatan yang subur di berbagai lembaga kepolisian.
"Jadi, tidak usah kaget, apalagi pura-pura kaget sekiranya ada polisi yang menyebut kantornya menjadi sarang korupsi dan sejenisnya," ujar Reza. (fat/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Singgung Pungli dan Tindakan Represif Oknum Polri, Jokowi: Tolong Dijauhi
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam