Sejumlah calon penumpang Air Asia X rute Melbourne - Denpasar yang seharusnya berangkat akhir Desember 2014 dan menjelang tahun baru 2015 kini masih terus meminta pengembalian uang tiket mereka. Pihak Air Asia membantah telah melakukan penipuan.
Maskapai Air Asia X yang berbasis di Indonesia menawarkan paket penerbangan langsung rute Melbourne - Denpasar akhir tahun lalu, padahal maskapai ini sama sekali belum memiliki izin terbang untuk rute tersebut.
BACA JUGA: Pria Ini Pecahkan Rekor Potong Kayu 30 Sentimeter dalam 12 Detik
Akibatnya, ratusan penumpang dari Melbourne, Australia, dipaksa untuk mengambil rute tidak langsung ke Denpasar, yaitu harus melalui Kuala Lumpur terlebih dahulu.
Menurut Tom Godfrey dari lembaga konsumen Choice, tindakan AirAsia X merupakan penipuan.
BACA JUGA: La Nina Makin Sering Terjadi di Australia
Di antara calon penumpang saat itu adalah Pascale Young dan Vasko Vancev, yang sudah lama merencanakan liburan tahun baru mereka ke Bali.
Mereka membeli tiket penerbangan langsung dengan harapan bisa tiba sehari sebelum bertemu teman di Bali untuk sama-sama merayakan kedatangan tahun 2015.
BACA JUGA: Penghargaan untuk Pangeran Philip Picu Kontroversi di Australia
Namun beberapa hari sebelum berangkat, keduanya mendapat email dari AirAsia X yang menyebutkan bahwa penerbangan mereka akan dialihkan ke ibukota Malaysia terlebih dahulu sebelum diberangkatkan ke Bali.
"Saya tidak menyangka harus terbang 14 jam lamanya padahal seharusnya hanya 5,5 jam," kata Vancev kepada ABC, Selasa (27/1/2015).
"Saat tiba di Bali, kami sudah begitu capek sehingga bahkan untuk merayakan malam tahun baru pun kami sudah sangat lelah. Kami hanya butuh tidur justru di malam tahun baru," katanya kesal.
Penumpang lainnya Rebecca Diehm dari Geelong mengatakan sangat frustrasi dengan pelayanan Air Asia.
"Seharusnya saya terbang ke Bali saat Boxing Day (26 Desember) namun ada SMS dari Air Asia sehari sebelumnya bahwa penerbangan saya akan dialihkan ke Kuala Lumpur," jelasnya.
Perjalanan perginya kemudian tetap berjalan namun perjalanan pulang ke Melbourne justru mengalami penundaan.
"Jadi saya tertahan di Bali dan harus mencari sendiri cara untuk pulang ke Melbourne," kata Rebecca yang mengaku membeli tiket di maskapai penerbangan lain untuk kembali ke Melbourne.
Baik Vasko Vancev dan Pascale Young menyatakan kemungkinan besar Air Asia tahu bahwa penerbangan langsung rute Melbourne - Denpasar tidak akan terwujud, namun tetap menjual tiketnya.
"Mereka menjual produk yang tidak ada," kata Vancev. "Mereka menjebak kami sehingga tidak punya pilihan lain."
Pasangan ini harus tinggal dua malam lebih lama di Bali dan terpaksa membeli tiket pulang di maskapai lain.
ABC meminta konfirmasi kepada AirAsia X, yang berbasis di Jakarta.
"AirAsia X Indonesia membantah keras tuduhan telah menipu konsumen," demikian jawaban email dari Air Asia kepada ABC.
"Maskapai penerbangan diizinkan mengiklankan dan menjual tiket untuk rute yang syarat dan kondisinya tergantung pada izin pihak berwenang," katanya.
"AirAsia jelas-jelas menyebutkan bahwa rute dimaksud, syarat dan kondisinya tergantung pada izin pihak berwenang," tambahnya.
Sejumlah penumpang Air Asia tampaknya mengetahui syarat dan kondisi tiket yang mereka beli.
Sejauh ini pihak Civil Aviation Safety Authority (CASA) Australia masih memeriksa kelayakan AirAsia X untuk menerbangi rute Melbourne - Denpasar.
Dalam pernyataannya, pihak CASA menyebutkan, "Adalah pelanggaran bagi siapa saja yang menyelenggarakan penerbangan di suatu rute jika mereka tidak memiliki otorisasi terbang di rute tersebut".
"Tapi iklan dan penawaran tiket penerbangan yang tidak diotorisasi CASA, namun menyebutkan syarat dan kondisi bahwa rute tersebut tergantung izin dari pihak berwenang, mungkin bukan pelanggaran hukum," tambah CASA.
AirAsia X sendiri menyatakan akan segera memulai penerbangan langsung Melbourne - Denpasar begitu ada izin.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Sejumlah Hal yang Dibanggakan Warga Australia