jpnn.com - LAMONGAN - Para petambak dan petani di sekitar Bengawan Solo di wilayah Lamongan dibuat was-was. Sebab, air asin (intrusi air laut) telah naik memasuki air Bengawan Solo. Padahal, air Bengawan Solo menjadi tumpuan utama untuk mengairi tambak dan sawah mereka.
"Kalau air asin itu masuk ke sawah dan tambak kami, jelas tanaman padi kami akan mati," kata Safrudin, petani asal Karangbinangun, Kamis (26/9).
BACA JUGA: Pemkab Berau Usulkan 17 Kegiatan Bernilai Rp 1 Triliun
Menurut dia, tidak hanya tanaman padi yang akan mati, ikan bandeng yang diternak juga akan mati. Sebab, ikan bandeng hanya bisa hidup di air tawar.
"Pada saat musim kemarau seperti ini, kami mengambil air untuk mengairi sawah dan tambak dari Bengawan Solo. Jadi, kalau air Bengawan Solo menjadi asin, tentu tanaman padi dan ikan di tambak kami terancam mati. Itu berarti kami tidak bisa panen," terangnya.
BACA JUGA: Skandal Asmara, Bu Hakim Disidang Kode Etik
Kepala Dinas PU Pengairan Lamongan Joko Purwanto membenarkan terjadinya intrusi air laut di Bengawan Solo hingga wilayah Ketapangtelu, Kecamatan Karangbinangun. "Saya mendapatkan laporan dari Kecamatan Karangbinangun sekitar seminggu yang lalu," ungkapnya.
Menurut dia, setelah mendapatkan laporan itu, dirinya langsung berkoordinasi dengan petugas Bendungan Gerak Babat (Bendungan Babat) untuk menggelontorkan air asin. Caranya dengan membuka Bendungan Babat.
BACA JUGA: Pesan Dahlan Setelah Berdirinya Pabrik Sagu Pertama di Papua
"Alhamdulillah, setelah dilakukan penggelontoran, saat ini (kemarin, Red) air asin itu netral kembali dan aman untuk mengairi sawah atau tambak. Intrusi air asin seperti itu selalu terjadi setiap musim kemarau. Sebab, debit air Bengawan Solo mengecil, sehingga memudahkan air asin naik ke Bengawan Solo," ujarnya. (feb/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Hakim PN Medan Diadukan ke KY
Redaktur : Tim Redaksi