jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah bakal memberikan bantuan sosial yang akan segera cair.
Menurut dia, tambahan bantuan sosial atau bansos sebagai upaya mengatasi kenaikan harga komoditas pangan dan energi akibat perang Ukraina-Rusia.
BACA JUGA: Uang BLT Minyak Goreng Boleh buat Beli Bahan Pokok Lain?
Dia menyebut konflik kedua negara tersebut mengakibatkan inflasi dan kenaikan harga yang akan berdampak pada daya beli masyarakat.
"Arahan Bapak Presiden bahwa perlindungan sosial perlu dipertebal, jadi pemerintah memberikan subsidi langsung," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (5/4).
BACA JUGA: Kabar Baik Soal BLT Minyak Goreng, Catat Tanggal Penyalurannya
Adapun bansos yang segera cair adalah sebagai berikut:
1. BNPT
Pemerintah sebelumnya memberikan subsidi melalui bantuan sosial (bansos) ekstra jelang Ramadan untuk pemegang kartu sembako/bantuan pangan nontunai (BPNT).
BACA JUGA: 8,8 Juta Tenaga Kerja Bakal dapat BSU, Coba Cek Apakah Anda Termasuk
Bantuan sosial (bansos) tambahan jelang Ramadan tersebut diberikan kepada pemegang kartu sembako/bantuan pangan nontunai (BPNT).
2. BLT minyak goreng
Pemerintah memberikan bantuan langsung tunai atau BLT minyak goreng untuk April, Mei, dan Juni, sebesar Rp 100 ribu per bulan per keluarga penerima manfaat (KPM).
BLT tersebut dibayarkan sekaligus pada April 2022, sehingga KPM mendapat Rp 300 ribu guna memenuhi kebutuhan selama Ramadan.
3. BSU tenaga kerja
Terbaru, Airlangga mengumumkan pemerintah juga memberikan bantuan subsidi upah atau BSU bagi tenaga kerja yang memiliki gaji di bawah Rp 3 juta per bulan.
Bantuan subsidi upah akan menyasar kepada 8,8 juta tenaga kerja, yang saat ini sedang dimatangkan dan dalam waktu dekat akan segera diumumkan pemberiannya.
"Besarnya Rp 1 juta per penerima dan sasarannya untuk 8,8 juta pekerja dengan kebutuhan anggaran Rp8,8 triliun," kata Airlangga.
Airlangga menambahkan pemerintah berencana memberikan bantuan untuk usaha mikro sebesar Rp 600 ribu untuk setiap penerima dengan sasaran 12 juta pelaku usaha.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul