Airlangga Sebut Indonesia Butuh 9 Juta SDM Bidang Digital, Ekonom Bilang Begini

Selasa, 06 Desember 2022 – 11:13 WIB
Menko Perekonomian sekaligus Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto. Foto: Dok. Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia membutuhkan jutaan tenaga kerja dalam bidang digital. Peluang yang besar ini mengingat tumbuh suburnya ekosistem digital.

“Kita butuh 9 juta tenaga kerja dalam 15 tahun atau kita harus melahirkan 600 ribu tenaga kerja setiap tahun. Inilah tugas Kadin, akselerasi pendidikan agar digitalisasi yang sebagian besar tergantung SDM seluruhnya bisa dipersiapkan oleh anak-anak muda kita,” tegas Menko Airlangga, akhir pekan lalu.

BACA JUGA: Gandeng APTIKNAS, Cybers Academy Mengakselerasi SDM TIK Menuju Society 5.0

Menurut Airlangga, perlu memanfaatkan kondisi perekonomian nasional yang membaik saat ini ditambah dengan keuntungan dari aspek bonus demografi yang diperkirakan terjadi hingga 2035. Salah satu yang dapat dilakukan, yakni mengakselerasi ekonomi digital.

Dia menyebut nilai ekonomi digital di kawasan ASEAN diproyeksikan mencapai USD 330 miliar pada tahun 2025.

BACA JUGA: NU Tech Jadi Wadah Baru Bagi Generasi Muda dan Inovasi Digital

Oleh karena itu, Indonesia harus ikut mengambil termasuk dengan mempersiapkan sumber daya Manusia (SDM).

Menanggapi hal itu, Ekonom INDEF Nailul Huda mengatakan memang terjadi gap permintaan dan penawaran digital talent.

BACA JUGA: Demi Mengakselerasi Digitalisasi Pelabuhan, ILCS Berekspansi

“Jadi, memang masih terjadi gap permintaan dan penawaran digital talent ini. Bahkan ada survei yang mengatakan ada 60 persen perusahaan Tekfin yang mengaku susah mendapatkan digital talent di bidang data programming dan data analysis,” kata Nailul, Senin (5/12/2022).

Oleh karena itu, mereka malah merekrut pekerja asing untuk dua posisi tersebut.

“Makanya butuh integrasi pendidikan kita dengan kebutuhan teknologi. Ini yang sampai saat ini belum ditemukan,” kata Nailul.

Menurut Nailul, pemerintah perlu menyiapkan tenaga kerja digital melalui program pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.

“Hal ini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan daya saing angkatan kerja dan mengurangi angka pengangguran,” ujar Nailul.

Infrastruktur

Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Muhammad Hanri mengungkapkan akselerasi ekonomi digital menjadi keharusan ketika UMKM ingin naik kelas.

Menurut dia, ketika UMKM mampu mengadopsi digitalisasi, maka akan terbuka peluang bagi UMKM untuk lebih berkembang.

"Saya setuju dengan Pak Menko kalau adopsi digitalisasi, baik tata kelola usaha, pemasaran, sampai pembayaran, tidak bisa dielakkan dan jadi bagian penting kalau UMKM mau naik kelas. Mereka bisa dapat vendor yang lebih luas, tata kelola usaha yang lebih efisien, dan bisa memasarkan produknya dengan lebih luas lagi," ujarnya.

Meski demikian, potensi besar dari UMKM yang terdigitalisasi juga dibersamai dengan tantangan berat. Sarana dan prasarana digital harus segera dipersiapkan untuk mengakselerasi ekonomi digital yang mampu membuat UMKM naik kelas.

Para pelaku UMKM juga bisa lebih cepat mengadopsi dan beradaptasi dengan iklim digital.

"Namun, tentunya hal ini bukan tanpa konsekuensi. Salah satunya adalah pemerintah harus menyiapkan infrastruktur yang mendukung. Seperti jaringan internet, support device yang dibutuhkan, hingga capacity building bagi para pelaku ini supaya bisa adopt dengan baik," tambahnya.

Selain itu, pemerintah juga patut membuat kebijakan yang mampu memperkuat sisi permintaan, serta mendorong publik untuk masuk dalam ekosistem ekonomi digital.

Kemudian, pemerintah juga harus memperhatikan keberadaan dan kelayakan infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, pengiriman barang, ataupun bandara.

"Demand side juga harus diperkuat. Pelanggan juga harus mulai bergerak mengadopsi digitalisasi seperti pembelian, pembayaran, supaya environment-nya juga terbentuk," ungkapnya.

Menurut Hanri, saat ini memang Indonesia masih mendapati ketimpangan penguasaan teknologi dengan negara Barat, namun ketika Indonesia mampu memaksimalkan dan mengupayakan aspek tersebut, maka UMKM akan lebih terfasilitasi untuk naik kelas.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler