Ajari Anak Anda Mencuci Tangan dengan Sabun Sambil Bernyanyi

Jumat, 20 November 2020 – 16:14 WIB
Sejumlah anak mengikuti gerakan mencuci tangan di Kota Bogor beberapa waktu lalu. Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp

jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan petunjuk singkat mengenai penerapan 3M dan menghindari 3K untuk mencegah anak tertulari COVID-19.

"Ingat 3M, hindari 3K. Ini harus diulang-ulang setiap hari," kata dokter spesialis anak dr. Yogi Prawira dari IDAI, dalam konferensi pers virtual Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Jakarta, Jumat (20/11).

BACA JUGA: Libur Panjang Sebabkan Angka Covid-19 Tinggi? Begini Respons Satgas

Dia mengatakan bahwa anak adalah peniru ulung.

Oleh karena itu, para orang tua dan anggota keluarga lain di rumah harus memberikan contoh melalui praktik penerapan protokol kesehatan sehingga anak dapat mengikutinya.

BACA JUGA: Pemerintah Kawal Akselerasi Vaksin Merah Putih

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Yakin Vaksin Aman dan Halal

Penerapan protokol kesehatan yang dimaksud, kata dia, harus disesuaikan caranya sehingga anak tidak enggan untuk melakukannya.

Contohnya, orang tua memberikan contoh kepada anak tentang cara mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik.

Praktik mencuci tangan dengan sabun, kata dia, tampaknya sudah mulai jarang dilakukan oleh masyarakat, terlebih oleh anak-anak.

Oleh karena itu, Yogi menyarankan kepada para orang tua agar mengajari anak cara mencuci tangan dengan sabun sambil bernyanyi.

Tujuannya mengajari anak mencuci tangan sambil bernyanyi adalah agar anak tidak bosan ketika harus mencuci tangan selama 20 detik.

"Jadi 20 detik itu kira-kira nyanyi panjang umurnya dua kali, diulang. Itu sudah 20 detik," katanya.

Kemudian, selain mencuci tangan dengan sabun, anak-anak juga harus diajari cara menggunakan masker dengan cara yang benar, yaitu dengan menutup bagian hidung dan mulut, dan tidak menyentuh bagian depan masker karena sisi depan adalah sisi yang kotor. Melepasnya pun harus dari bagian samping.

Selanjutnya, protokol yang terakhir adalah dengan menjaga jarak sekitar 1,8 meter.

Ketiga protokol tersebut harus dicontohkan secara berulang-ulang, sehingga anak bisa terbiasa dengan praktik tersebut.

Sementara itu, selain menerapkan protokol 3M, anak juga perlu diberi pemahaman tentang perlunya menghindari 3K, yaitu untuk tidak menutup ruangan kamar karena virus SARS-CoV-2 akan bertahan lama di dalam ruangan tertutup.

Berikutnya adalah dengan menghindari kerumunan.

K yang terakhir adalah dengan menghindari kontak erat.

"Kalau berhadap-hadapan dengan jarak kurang dari satu meter selama lebih dari 15 menit, artinya ada komunikasi intens. Kalau seperti itu, upayakan daring. Kalau mau ketemu hadap-hadapan jangan lama-lama. Usahakan kurang dari 15 menit," kata Yogi. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler