Ajinomoto & BKKBN Beri Inspirasi Menu Makanan Bergizi dengan Bijak Garam

Rabu, 12 Juli 2023 – 00:32 WIB
Ajinomoto & BKKBN memberikan inspirasi menu makanan bergizi dengan bijak garam. Foto dok. Ajinomoto

jpnn.com, JAKARTA - PT Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto) mendukung kegiatan  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan memberikan inspirasi menu makanan bergizi seimbang yang menerapkan konsep Bijak Garam.

Masalah gizi seperti stunting merupakan salah satu fokus Ajinomoto. Oleh karena itu, Ajinomoto ingin terus mendukung dalam memberikan solusi terhadap masalah gizi melalui produk-produk dan jasa yang berkualitas.

BACA JUGA: Ajinomoto Indonesia Hadirkan Resep Menu Makanan di Bulan Ramadan

Head of Corporate Communications Dept  PT Ajinomoto Indonesia Grant Senjaya mengungkapkan pihaknya senang bisa mendukung salah satu rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30, menuju keluarga bebas stunting, untuk Indonesia Maju. 

"Tugas utama kami adalah mendukung/meningkatkan kesehatan melalui berbagai produk-produk kami agar keluarga Indonesia bisa mendapatkan asupan gizi seimbang, melalui makanan rendah garam yang cita rasa dan kelezatannya tetap terjaga,” ungkap Grant Senjaya dalam acara Gerakan Kembali ke Meja Makan Melalui Sarapan Pagi Bergizi yang diadakan dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 di Palembang baru-baru ini.

BACA JUGA: Ajinomoto Indonesia Berkomitmen Kurangi Penggunaan Air Hingga 35 Persen

Ajinomoto, lanjutnya, memiliki target di tahun 2030 bersama afiliasi di negara lain, untuk memperpanjang harapan hidup sehat 1 miliar orang di seluruh dunia dan mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas bisnis kami hingga 50 persen. 

Untuk mencapai target tersebut, Ajinomoto Indonesia memiliki kegiatan Health Provider.

BACA JUGA: Ajinomoto & Tim Peneliti Ungkap Hasil Riset Elderly Meal Project, Penting untuk Lansia

Tujuannya mentransformasikan seluruh karyawan menjadi health provider ambassador yang bisa berkontribusi meningkatkan pengetahuan bukan hanya diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat Indonesia terkait gizi dan kesehatan keluarga juga kelestarian lingkungan. 

Saat ini, lanjutnya, Grup Ajinomoto Indonesia terus meningkatkan literasi dan pengetahuan seluruh karyawannya terkait gizi seimbang, yaitu perlu menyeimbangkan antara asupan karbohidrat, dengan meningkatkan asupan protein, dan serat serta mengurangi asupan gula, garam dan lemak. 

Pada sesi cooking demo, Chef Citra didampingi istri Gubernur Jawa Tengah Siti Atiqoh, ketua TP PKK Jawa Tengah,  istri Gubernur Sumatra Selatan Febrita Lustia, Ketua TP PKK Suamtera Selatan dan juga istri Kepala BKKBN Reni Hasto, Penasehat DWP BKKBN Pusat memilih bahan dasar ikan patin.

Ikan Patin merupakan ikan yang biasa hidup disungai dan banyak ditemukan di sungai besar di daerah sumatera selatan seperti Sungai Musi, Batanghari, dan Indragiri. 

Menurut Chef Citra, menu ikan patin Kuah Kuning ini juga bisa menjadi rekomendasi menu makanan dengan sumber protein hewani yang cukup tinggi, sehingga bisa dijadikan alternatif menu keluarga untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.

“Dalam menu kali ini cukup banyak kandungan protein hewaninya karena saya menggunakan ikan (patin) yang dalam keseharian kita mudah untuk didapatkan, dan juga harganya terjangkau," terang Chef Citra.

Dia menjelaskan untuk mendapatkan asupan gizi seimbang yang baik, tidak melulu harus menggunakan bahan pangan mahal. Dia juga  menerapkan konsep Bijak Garam untuk mencegah risiko hipertensi. 

Cukup dengan mengurangi penggunaan garam yang semula 2 sdt (sendok teh), menjadi 1 sdt garam ½ sdt MSG (untuk 1 liter air/kuah dalam menu masakan) 

Menurut Deputi Bidang Pelatihan, Riset & Pengembangan BKKBN Prof. Rizal Damanik gerakan kembali ke meja makan merupakan upaya bersama untuk mengingatkan kembali kepada para keluarga Indonesia akan pentingnya meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga, sehingga hubungan keluarga menjadi lebih kuat. 

"Anak punya saluran untuk mencurahkan persoalan yang terpendam, dan orang tua bisa membimbing setiap persoalan yang dirasakan oleh anak,” ujar Prof. Rizal Damanik.

Lebih lanjut, dikatakan Indonesia telah mengalami penurunan tren prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.

Namun, masih berada di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Indonesia masih berada pada angka 21,6%. Oleh karena itu, kita harus mengerahkan segala upaya sehingga target 14% pada 2024 dapat tercapai. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengenal Lebih Dekat Pabrik Ajinomoto Lewat Tur Virtual


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler