jpnn.com, JAKARTA - Upaya pengungkapan skandal Jiwasraya masih terus bergulir. Pengembangan kasus pun makin berkembang saat ini dengan temuan fakta-fakta penyelidikan hukum baru.
Sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi telah memvonis enam terdakwa yang dinilai terbukti merugikan keuangan negara sebesar Rp 16 triliun lebih dari Jiwasraya.
BACA JUGA: Dirut Jiwasraya Bakal Temui Nasabah, Bahas Apa?
Di antara keenam terdakwa tersebut, terselip nama Benny Tjokro yang paling santer mengemuka dalam perkara Jiwasraya.
Direktur Utama PT Hanson International itu dianggap majelis hakim melakukan pencucian uang dan korupsi dari transaksi saham dan pengelolaan investasi Jiwasraya bersama Direktur PT Trada Alam Minera (TRAM) Heru Hidayat.
BACA JUGA: Legislator Minta Pemerintah Segera Tuntaskan Penyelamatan Polis Jiwasraya
Kendati begitu, analis politik dari Universitas Nasional (Unas) Yusuf Wibisono, berpendapat, perlu dibongkar lebih jauh lagi pelaku-pelaku penyebab kerugian keuangan negara dari Jiwasraya.
"Apalagi kan ramai disebutkan bahwa dari saham-saham yang ada berbisnis dengan Jiwasraya, banyak yang dimiliki kelas kakap. Katanya seperti salah satunya milik Grup Bakrie, nah itu juga harus ditelusuri," kata Yusuf, Selasa (23/3).
BACA JUGA: Moeldoko Janji Cari Solusi untuk 5,3 Juta Nasabah Korban Jiwasraya
Menurut Yusuf, perlu keberanian dalam membuka tabir keterlibatan pelaku saham lainnya, terutama yang berkategori punya 'orang besar serta berpengaruh' di Indonesia.
"Sehingga tidak mengesankan hanya yang 'terinya' saja diproses hukum, seperti Benny Tjokro, tapi yang gurita, yang punya saham, misalnya Grup Bakrie yang kerap disebut-sebut itu lepas dari jeratan hukum," ujar Yusuf.
Yusuf mengungkapkan, jangan sampai perkara Jiwasraya menjadi ajang politisir hukum. Demi menjaga dan melindungi pihak-pihak berkepentingan, lalu enggan memeriksanya dan menimpakan kesalahan kepada seorang saja.
"Jadi, betul-betul audit keuangan Jiwasraya, siapa saja yang bertransaksi saham, kelompok mana saja yang berbisnis investasi, teliti siapa saja penyebab kerugian dan proses meski ada nama-nama besar di situ," ucap Yusuf. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil