jpnn.com, JAKARTA - Puluhan akademisi dari berbagai kota di tanah air mendeklarasikan berdirinya Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) di Jakarta, Sabtu (14/1/2023).
Koordinator nasional Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) Dr. Amsori Bahruddin Syah mengatakan latar belakang didirikannya FAPSI berangkat dari kegelisahan para akademisi melihat kondisi sepak bola Indonesia yang sangat memprihatinkan.
BACA JUGA: Maju Bursa Ketum PSSI, LaNyalla Siap Berantas Mafia Sepak Bola
Pasalnya, Akademisi dari Universitas Nasional (UNAS) itu menilai desakan publik yang menginginkan perubahan besar dalam sepak bola Indonesia sangat banyak, tetapi tidak banyak memberikan dampak signifikan karena suara mereka tidak pernah didengar.
“Hadirnya FAPSI ini seperti arus besar yang akan membawa banyak aspirasi masyarakat pecinta sepak bola Indonesia. Jika selama ini aspirasi netizen atau suporter tidak didengarkan, mungkin melalui para akademisi yang ikut bersuara, akan didengarkan dan dijadikan pertimbangan kebijakan bagi stakeholder terkait dalam mewujudkannya,” kata Amsori dalam sambutannya, Sabtu (14/1/2023).
BACA JUGA: Hasani Abdulgani: Erick Thohir Daftar Bakal Calon Ketum PSSI Besok
Amsori mengatakan para akademisi yang ada dalam FAPSI merupakan tokoh yang memiliki kapasitas, kepakaran dan ahli di bidangnya dengan kualifikasi keilmuan yang mumpuni.
Selain itu, mereka juga bagian dari masyarakat pecinta sepak bola Indonesia.
BACA JUGA: Banyak Tragedi Terkait Sepak Bola di Indonesia, Pengamat Soroti PSSI, Simak
Dengan demikian, kata dia, dalam membedah permasalahan soal sepak bola, hasil kajian dan analisanya memiliki pijakan keilmuan yang kuat.
“Para akademisi kita ada dari professor dan guru besar bidang keolahragaan, ahli teknik sipil, ahli ekonomi, ahli manajemen, ahli bidang SDM, ahli bidang politik, sosiologi, komunikasi dan lain-lain. Mereka memiliki komitmen dengan keahliannya turut serta mengawal dan mendorong lahirnya revolusi sepak bola Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam forum yang sama, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof. Ma’mun Murod mengapresiasi kehadiran FAPSI.
Menurut Profesor Ma’mun Murof, kehadiran para akademisi dalam komunitas FAPSI diharapkan dapat membantu meyampaikan kegelisahan dan aspirasi masyarakat Indonesia terkait perbaikan sepak bola nasional.
"Pembentukan forum akademisi ini sangat luar biasa. Saya kira kalau orang kampus yang bicara akan didengar dan dipertimbangkan cukup serius," kata Prof Ma'mun Murod, Sabtu (14/1/2023).
Wacana revolusi sepak bola Indonesia, kata Prof Ma'mun Murod, sangat tepat dan keharusan di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang minim prestasi.
Selain itu, tragedi Kanjuruhan yang menelan korban 135 nyawa sampai saat ini belum ada yang mau bertanggung jawab.
"Ini kan luar biasa. Yaitu Menggambarkan sesungguhnya bagaimana kondisi pengelolaan sepak bola di Indonesia. Saya kira seruan dan tuntutan untuk melakukan revolusi sepak bola Indonesia sebuah keharusan yang mesti kita lakukan. Revolusi itu adalah ekstrem, perubahan yang fundamental dan berlangsung cepat. Kita tidak ada pilihan," ungkapnya
Lebih lanjut Prof Ma'mun Murod, mengatakan di awal tragedi Kanjuruhan ia sudah geram dengan tingkah federasi sepak bola Indonesia atau PSSI yang seolah tidak mau bertanggung jawab.
Kegeraman itu ia tulis di twitter dan berbagai kesempatan sebagai bentuk aspirasi dari kalangan akademisi.
"Baik di twitter atau dimanapun saya sampaikan, ketua umum PSSI harus mundur. Tapi tidak ada reaksi apapun, untung ada KLB," terangnya
"Saya teriak, ketua Arema itu harus mundur itu pun tidak ada respon apapun, padahal dunia kampus yang ngomong," tambahnya
Prof Ma'mun berharap FAPSI bisa mewarnai wacana dan dinamika sepak bola Indonesia, terutama dalam memberikan masukan untuk perbaikan sepak bola ke depan. Sebab, pasca tragedi Kanjuruhan banyak pihak mulai sadar dan menyuarakan pentingnya revolusi sepak bola Indonesia
"Saya kira harapan (masyarkaat) itu ada pada kelompok-kelompok kecil, di forum akademisi. Ini hal yang baru, bila perlu dibuat (koordinator wilayah) di seluruh Indonesia, akademisinya tampil dan saat ada momentum Kongres PSSI kita harus berteriak terkait pengembangan sepak bola Indonesia," ujar Prof Ma'mun.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari