Akademisi UII Imbau Masyarakat Tidak Boikot Perusahaan yang Membantu Palestina 

Minggu, 24 Maret 2024 – 23:45 WIB
Sebanyak 14 kontainer bantuan kemanusiaan dikirimkan ke Palestina. Foto: BAZNAS

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Edo Segara Gustanto mengimbau masyarakat meneliti lebih jauh lagi terkait kebenaran berita sejumlah perusahaan multinasional Indonesia yang dituduh berafiliasi dengan Israel.

Pasalnya, perusahaan-perusahaan tersebut justru terlihat lebih aktif dalam memberikan sumbangannya kepada rakyat Palestina. 

BACA JUGA: Arahan Khusus MUI Menjelang Ramadan: Boikot Produk Terafiliasi Israel

"Perusahaan-perusahaan multinasional yang disebut-sebut berafiliasi dengan Israel itu ternyata sahamnya sebagian besar milik orang Indonesia," kata Edo Segara Gustanto, akademisi dan mahasiswa doktoral Hukum Ekonomi Syariah UII Yogyakarta dalam keterangannya baru-baru ini. 

Oleh karena itu, perlu ditelusuri lagi kebenarannya agar tidak salah sasaran, apalagi mereka juga sudah terang-terangan menyatakan tidak mendukung Israel. 

BACA JUGA: Pengamat UGM Sebut Aksi Boikot Produk Israel Picu Angka Pengangguran Sarjana

“Kasihan kan kena dampaknya. Justru yang jadi pertanyaan adalah gimana dengan perusahaan-perusahaan nasional kita, khususnya yang besar-besar, apakah ikut mendukung rakyat Palestina dengan memberikan bantuannya atau tidak?” tuturnya.  

Salah satu anggota pengurus Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) PWNU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuturkan perusahaan-perusahaan yang dituding selama ini berafiliasi dengan Israel justru menunjukkan kepeduliannya terhadap rakyat Palestina dengan memberikan donasi.

BACA JUGA: Waspada Penumpang Gelap dalam Isu Boikot Produk

Di antaranya adalah Danone-AQUA yang memberikan bantuannya melalui LAZISNU Pusat dan KFC melalui  LAZISNU DIY.  

Kalau dari sisi muamalah, lanjutnya, sebenarnya boleh-boleh saja bertransaksi dengan mereka. Masyarakat juga tidak bisa gebyah uyah, dan harus dilihat dengan teliti yang di Indonesia ini terafiliasi atau tidak.

"Memang benar-benar memberikan dukungan ke Israel atau tidak. Karena, ternyata kan justru mereka menyalurkan bantuan untuk Palestina,” ungkapnya. 

Dia menegaskan selama perusahaan-perusahaan tersebut men-declare bahwa tidak mendukung Israel dan justru membantu Palestina, harusnya masyarakat malah harus mendukungnya.

 “Kita dukung dan tidak sebaliknya yang justru merugikan mereka dan para karyawannya,” kata Edo.

Dia juga melihat ada kemungkinan isu-isu boikot ini dimanfaatkan oleh para pesaing perusahaan.

Menurutnya, yang namanya persaingan bisnis, pasti ada saja yang memanfaatkan momentum ini untuk menjatuhkan pesaingnya.

Mereka terlihat seolah-olah mendukung ajakan boikot ini tapi nyatanya tidak ikut membantu lembaga-lembaga sosial untuk berdonasi ke Palestina.

Sebelumnya, Akademisi Indonesia, Dr. H. Nadirsyah Hosen, LL.M., M.A. (Hons), Ph.D, mengatakan, aksi boikot ini tak semudah yang dibayangkan.

Sebab, banyak hal yang harus diperhatikan menyatakann, termasuk sumber yang produk itu terafiliasi Israel atau tidak.

Dalam unggahannya di akun Instagram @nadirsyahhosen_official, Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Monash ini menyebutkan, saat ini ada sejumlah situs yang dijadikan acuan oleh masyarakat untuk mencari list produk yang terafiliasi dengan Israel.

Namun ketika dibandingkan antara situs yang satu dengan yang lain, bisa jadi hasilnya berbeda. 

“Nah, mana yang benar jadinya? Rumit bin ribet kan?,” imbuh pria yang mendapat gelar PhD dalam bidang hukum Islam di National University of Singapore ini. (esy/jpnn) 


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler