jpnn.com - JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan hingga kini tidak ada partai politik di Indonesia yang mengingkari bahwa Golkar adalah partai yang pertama kali menggelar konvensi calon presiden.
"Hingga kini, tidak ada yang mengingkari, bahwa Golkar adalah partai yang pertama kali di sejarah politik Indonesia menyelenggarakan konvensi calon presiden. Saya ketua umumnya," kata Akbar Tandjung, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (31/10).
BACA JUGA: Anis Akui PKS Tergerogoti Kasus Luthfi
Bahwa dalam perjalanannya pemenang konvensi calon presiden Partai Golkar (Wiranto) tidak dipilih oleh rakyat untuk jadi presiden dalam Pemilu 2004, menurut Akbar Tandjung, itu masalah lain lagi.
"Hasil tidak penting, tapi dari konvensi Golkar itu ada nilai-nilai dan pendidikan demokrasi yang patut kita hargai," ujar Akbar Tandjung.
BACA JUGA: Tri Dianto Dicecar Perihal Perkenalan Dengan Nazar dan Anas
Dijelaskannya, ada 5 pasang peserta konvensi calon presiden Partai Golkar saat itu. "Ada Wiranto yang kini jadi Capres Partai Hanura, lalu Aburizal Bakrie walau kini Capres Golkar tanpa konvensi, Ada Prabowo juga calon presiden dari Gerindra serta Surya Paloh yang kini jadi Ketua Umum Partai NasDem dan hanya saya saja yang tidak Capres 2014 mendatang. Yang ingin saya katakan, semua mantan peserta konvensi Capres Golkar hingga kini masih eksis," tegasnya.
Dalam kaitan amanat konstitusi bahwa hanya partai politik atau gabungan partai politik yang berhak mengusulkan pasangan calon presiden itu, mestinya kata Akbar, semua Parpol peserta Pemilu 2014 harus bersikap terbuka.
BACA JUGA: Tokoh Senior PDIP Sebut Akbar Layak Jadi Capres
"Faktanya, hanya Demokrat saja yang menyelenggarakan konvensi Capres. Partai Demokrat saja yang menjalankan pendidikan politik. Sementara diintern Golkar ada yang tidak suka dengan konvensi," imbuh Akbar Tandjung.
Menjawab pertanyaan beredarnya sejumlah billboard Partai Golkar dengan gambar Akbar Tandjung di sejumlah jalan di Ibukota Jakarta, dia menjelaskan bahwa itu tidak ditujukan untuk Pilpres.
"Billboard itu untuk memenangkan Partai Golkar. Bukan untuk Pilpres," tegasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Krtitik Jokowi, Mubarak Ditegur SBY
Redaktur : Tim Redaksi