AKBP Dedy Tabrani Raih Gelar Doktor dengan Summa Cum Laude, Disertasinya Dahsyat

Kamis, 15 Oktober 2020 – 09:18 WIB
Dedy Tabrani. Foto: source for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - AKBP Dedy Tabrani meraih gelar doktor dengan predikat summa cum laude alias dengan pujian tertinggi.

Wakapolresta Tangerang itu menjalani sidang promosi doktor Ilmu Kepolisian Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) secara daring melalui aplikasi cisco webex, Rabu (14/10).

BACA JUGA: Saran Meutya Hafid soal Pemberantasan Terorisme

Sidang tersebut dipimpin Kombes Hadi Purnomo dengan sekretaris AKBP Benny Maringan Saragih.

Lima tim pengujinya adalah Prof Dr. Burhan Djabir Magenda, Prof Dr. Abdul Gani Abdullah, Dr. Reza Idria, Dr. Sidratahta Muhtar dan Dr. Herdy Sahrasad.

BACA JUGA: Mampu Deteksi Perangkat Ilegal, Gojek Shield Bantu Polisi Ungkap Kejahatan Digital

Sementara promotor dalam sidang itu adalah Dr. Achyar Yusuf Lubis dengan Co-Promotor Noorhuda Ismail Ph.D dan Angel Damayanti Ph.D.

Dalam sidang yang berlangsung mulai pukul 09.00 WIB itu, Dedy Tabrani mampu mempertahankan disertasinya.

BACA JUGA: Irjen Napoleon Datang ke Bareskrim Berpakaian Dinas, Ditahan, Pengacara Protes

Alumni Akpol 1999 ini mengangkat disertasi berjudul 'Terorisme Keluarga: Pendekatan Interdisipliner Tentang Jaringan Ulama Kekerasan dalam Serangan Terorisme Bom Bunuh Diri Sekeluarga di Surabaya, 2018'.

“Dalam disertasi ini, beberapa konsep baru yang ditemukan adalah konsep terorisme Keluarga Batih, konsep ulama kekerasan, konsep multi front approach, pengembangan teori intelektual organik Gramsci, konsep collaborative policing,” kata Dedy.

Kenapa mantan Kapolsek Metro Menteng ini tertarik mengangkat disertasi tersebut?

“Latar belakang saya dari awal di Gegana Anti Teror di Kelapa Dua. Pekerjaan yang saya pahami, saya baca selama ini banyak terkait tentang ilmu kepolisian, terorisme dan intelejen,” paparnya.

“Terorisme Surabaya merupakan peristiwa yang pertama terjadi di dunia. Tidak ada penelitian sebelumnya tentang terorisme keluarga Batih, yang melibatkan bapak, ibu dan anak dalam satu aksi terorisme sekaligus,” imbuh Dedy.

Upaya pewira polisi kelahiran Banda Aceh 15 Oktober 1976 dalam mengangkat disertasi tentang Terorisme Surabaya 2018 tidak sia-sia.

Mantan Kapolres Dairi (2016) dan Kapolres Purwakarta (2017) itu pun meraih gelar doktor.

Pria yang menjabat Pamen Korbrimob Polri pada 2018 itu mendapat nilai 98,66. Dia menyelesaikan pendidikan hanya dalam waktu dua tahun empat bulan. Dedy mencatat sejarah baru di STIK-PTIK.

Terpisah, Associates Professor/Senior Researcher Dr. Herdy Sahrasad selaku Tim Penguji Sidang Promosi Doktor Ilmu Kepolisian Program Pasca Sarjana STIK mengaku kagum dengan kiprah Dedy Tabrani.

“Menurut saya sangat bagus. Ujian dan penelitiannya sangat dalam dan ada temuan baru menyangkut munculnya ulama kekerasan. Tentang keluarga Batih ini kan baru,” ujar Herdy.

Dia menambahkan, temuan baru tersebut bisa memberikan sumbangan bagi ilmu Kepolisian maupun ilmu sosial pada umumnya untuk kajian terorisme.

Dia berharap, Dedy Tabrani bisa melanjutkan kajian penelitiannya sambil bekerja di kepolisian.

Karena masalah serupa terkait radikalisme dan terorisme dikhawatirkan terulang lagi.

“Penilitian ini bisa memberikan perspektif dan pendekatan yang lebih tepat untuk mencari solusi. Harapan saya, dia bisa berkhidmat lagi dengan wawasan yang lebih dalam. Penelitian ini modal awal yang luar biasa, sehingga punya pemahaman yang baik tentang terorisme,” pungkasnya. (*/adk/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler