BATAM - Dewan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun (DK FTZ BBK) memastikan akhir November 2010, penerapan FTZ BBK secara luas (menyeluruh) dilaksanakanKepastian ini, menyusul rampungnya pembahasan revisi PP Nomor 02 tahun 2009, tentang Kepabeanan, Perpajakan, Pengawasan Pemasukan Barang dari dan keluar Kawasan FTZ BBK.
“Awal November nanti, PP 02 tahun 2009 yang telah direvisi itu akan dibahas di tingkat para menteri bersama Dewan Kawasan Nasional
BACA JUGA: 24 Blok Migas Baru Segera Dilelang
Hasilnya, selanjutnya akan diserahkan ke PresidenUntuk penyiapan pelaksana daerah, lanjutnya, Sekretaris Menko Ekuin, Eddi Abdurahman, dua hari lalu telah menggelar rapat dewan kawasan nasional di Novotel Batam
BACA JUGA: DPR Tetap Minta Produksi Minyak 965 BPH
Rapat dihadiri instansi terkait, seperti Dirjen Perpajakan, Dirjen Bea dan Cukai, Kantor Pelabuhan, DK FTZ BBK, BP Kawasan BBK, Kanwil Bea dan Cukai Batam, Balai POM, Karantina, dan para pengusaha yang terhimpun dalam Apindo dan Kadin.Rapat menghasilkan, beberapa keputusan, di antaranya, menjadikan BBK sebagai pusat pertumbuhan industri nasional
BACA JUGA: Audit Inalum Sarat Konflik
Di mana, kawasan industri yang dibangun akan berdampak pada kawasan sekitar FTZ.”Pengalaman sebelumnya, pengembangan Batam yang dilaksanakan Otorita Batam (OB) hanya menggunakan Kepres sajaHingga kini, Batam mampu menjadi daerah industriDibangunnya Batam sebagai kawasan bonded zone, saat itu ikut memajukan daerah lainKondisi seperti inilah diharapkan atas penerapan FTZ BBK ke depan,” kata Jon.
Keputusan lain, penerapan FTZ BBK dapat dijadikan pengembangan perusahaan-perusahaan perminyakanDi lokasi ini dibangun kawasan industri pipa, industri jaket, alat pengeboran”Diharapkan ini bisa tumbuh dengan pesat,” katanya.
Dengan pertumbuhan itu maka FTZ BBK bisa menjadi pelopor, yang saat ini masih dimiliki perusahaan McDermott BatamDi perusahaan ini, sedikitnya memperkerjakan 6.000 tenaga kerja.
Khusus FTZ Tanjungpinang, diupayakan pengembangan industri kecil dan menengahSeperti industri logam, mesin, pengolahan kayu, usaha padat karya seperti tekstil, kerajinan rumah tangga, dan sebagainya”Ini memerlukan keseriusan bersama,” tutur Jon.
Dalam rapat, tambahnya FTZ BBK diupayakan dapat sebagai pusat pariwisata nasionalterkenalYang dapat menarik devisa yang besar”Target BBK, dapat menarik 1,6 juta turisSebagian besar dari promosi FTZ,” jelasnya.
Selain itu, FTZ BBK dapat jadi lalu lintas nasional, pusat perkapalan, pusat pelayaranPrinsipnya, PP 02 tahun 2009 untuk kelancaran arus barang, masuk dan keluar dari kawasan ini(zek/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Terus Kembangkan Pembangkit Geothermal
Redaktur : Tim Redaksi