BACA JUGA: Dana Remunerasi di 5 Lembaga Tak Terpakai
Peningkatan tersebut bersumber dari kenaikan kredit rupiah sebesar Rp 4,04 triliun dan kredit valas Rp 3,18 triliun"Pada pekan laporan, kredit rupiah naik pada semua kelompok bank, dengan kenaikan yang cukup merata pada empat kelompok bank (di bawah Rp 1 triliun), kecuali pada kelompok bank swasta yang naik Rp 2,28 triliun," ungkap Kepala Biro Humas Bank Indonesia (BI), Difi Johansyah, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (22/12).
Sementara itu, peningkatan kredit valas yang bersumber dari naiknya kredit, disebutkan terjadi pada empat kelompok bank yakni bank swasta, Bank CBA, bank campuran, dan Bank Pembangunan Daerah
BACA JUGA: Pasar Saham Terkoreksi, Investor Masih Aman
"Semuanya hampir merata, namun yang tertinggi pada kelompok KCBA (Rp 1,09 triliun)BACA JUGA: Operasi Moneter Alami Kontraksi
Dalam denominasi valas, selama pekan laporan telah terjadi kenaikan kredit valas sebesar USD 0,36 miliar, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok KCBA sebesar USD 0,12 miliar," jelas Difi.Pangsa kredit valas terhadap total kredit pada kelompok KCBA dan campuran dilaporkan cukup dominan, yakni masing-masing sebesar 55,51 persen dan 49,01 persenAdapun pemberi kredit valas terkecil dibandingkan total kredit yang disalurkan, terdapat pada kelompok BPD, yakni hanya 0,73 persen.
Sementara itu, perkembangan sumber dana dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dilaporkan turun tipis, yakni sebesar Rp 1,94 triliunPenurunan tersebut disebabkan oleh turunnya DPK valas sebesar Rp 9,32 triliunSedangkan DPK rupiah tercatat naik Rp 7,38 triliunDengan perkembangan tersebut, DPK pun tercatat telah meningkat Rp 246,82 triliun, atau naik 12,53 persen.
Masih menurut Difi, DPK rupiah meningkat pada tiga kelompok bank, yakni bank swasta, bank Persero dan KCBADi mana yang tertinggi terjadi pada kelompok bank Persero yakni Rp 5,84 triliunSedangkan di dua kelompok bank lainnya, yakni bank campuran dan BPD, mengalami penurunan masing-masing sebesar Rp 3,98 triliun dan Rp 0,67 triliun.
"Sementara itu, DPK valas hanya naik pada kelompok KCBA sebesar Rp 0,67 triliunSedangkan empat kelompok bank yang lain (swasta, Persero, campuran dan BPD) mengalami penurunan, (yaitu) terbesar pada kelompok bank Persero (Rp 7,72 triliun) dan terendah pada kelompok BPD (Rp 0,01 triliun)Dalam denominasi valas, DPK turun USD 1,02 miliar, (dengan yang) tertinggi pada kelompok bank Persero sebesar USD 0,85 miliar," papar Difi pula.
Sementara jika dilihat per komponen, menurut Difi lagi, penurunan DPK selama pekan laporan disebabkan turunnya deposito dan giro, masing-masing sebesar Rp 5,78 triliun dan Rp 1,63 triliunPenurunan pada dua komponen tersebut terutama terjadi pada instrumen valas, di mana deposito valas turun Rp 2,99 triliun dan giro valas turun Rp 6,07 triliunSedangkan tabungan tercatat naik sebesar Rp 5,47 triliun.
"Sedangkan pada pekan laporan, spread suku bunga domestik dan valas cenderung stabilSpread suku bunga rupiah stabil di kisaran 5,44 persen, sementara spread suku bunga valas hanya naik tipis 1 bp, dari 3,98 persen menjadi 3,99 persen," ujar Difi(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pinjaman Luar Negeri Swasta Meningkat
Redaktur : Tim Redaksi