Akhirnya, PHDI Restui Jalan Layang

Soal Kondtroversi Jalan Layang yang Dianggap Tabu di Bali

Sabtu, 26 Desember 2009 – 11:45 WIB
DENPASAR - Jalan layang yang seakan tabu di Bali, mulai mendapatkan lampu hijau dari lembaga umat tertinggi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) BaliMalah dipastikan akan mendukung kemungkinan dibangun jalan layang di Pulau Dewata.

Jalan layang ini rencananya didanai pemerintah pusat

BACA JUGA: Pengusaha Penginapan Gigit Jari

Ancer-ancernya akan dibangun jalan dari Bandara Ngurah Rai- Nusa Dua dan Bandara Ngurah Rai-Simpang Dewa Ruci (Simpang Siur)


Ketua Sabha Panditha PDHI Pusat Ida Pedanda Sebali Tianyar menegaskan Bali mau tidak mau berani menerima jalan layang.Lagipula dari tinjauan agama tidak ada masalah

BACA JUGA: Tembak Monyet Kena Pipi Sendiri

Asalkan saja lokasi dipetakan
Mana boleh dana mana saja tidak boleh

BACA JUGA: 19 Kilo Ganja Stok Tahun Baru Disita

Ini dikaitkan dengan esetetika Bali.

''Sangat setuju digagas jalan layangKalau memungkinkan jalan bawah tanah pun okeTentu semuanya harus dibarengi dengan kajianTujuannya agar nantinya tidak mengganggu aktivitas lainnya, termasuk agama,'' ungkap Pedanda Sebali Tianyar saat diwawancarai Kamis (24/12).

Pedanda vokal ini menegaskan, jika teknologi untuk membuat nyaman kehidupan manusia sudah diadopsi dalam beragamaMisalnya merajan atau pura mulai dibangun bertingkatDi bawahnya ada usaha dan rumah di atas puraBegitu juga dengan jalan tinggi dengan tetap mengusahakan tidak melintasi pura-pura''Ketika tri murti bersifat horizontal, ada tri sakti yang bersifat vertikal, bertingkatJadi nggak ada masalah," sebut pedanda yang guru bahasa Inggris ini.

Soal munculnya pro-kontra, Pedanda Sebali menyebut bisa dijawab dengan sosialosasiBerikan kesadaran pada umat agar mengerti betul akan program ke depan, termasuk jalan layangHindari provokasi, fitnah dan curiga''Tidak boleh ngugu pisuna (percaya fitnah), jangan bertengkarMari berdebat yang baik demi pembangunan yang baikBerdebat untuk membuat kebaikan, tidak untuk menggagalkan sesuatu yang tidak cocok dengan prinsip pribadi," sebutnya.

Tahun 1993, lanjut Pedanda Sebali, sudah sempat mengusulkan jalan bawah tanahBahkan jangan takut biaya besarBiaya akan menjadi murah jika bisa menghilangkan korupsi''Kalau dikorupsi terus, jelas terus kurang," sentil pedanda yang kerap kocak dalam berpidato ini.

Kata Pedanda Sebali jalan merupakan simbol dari bhuana agung yang berkuasa di duniaSehingga ada ungkapan hati-hati di magra agung (di jalanan)Saat ini jalan di Bali penuh kemacetanSetiap orang mudah emosi di jalanan, kadang-kadang bisa kecelakaanSehingga intelektual atau Jnana pada manusia Bali dikedepankan dengan alam kebijaksanaan.

''Seperti rencana jalan layang dari bandara ke Nusa Dua dan bandara ke Simpang Dewa RuciKalau memang untuk menyelesaikan masalah di Bali, kenapa tidakAyo bahas, jangan dibiarkan," tukas pucuk tertinggi PHDI Pusat ini.

Hal sama juga diungkapkan Ketua Sabha Walaka PHDI Pusat Ketut WianaUngkapan dia malah lebih ekstrem lagiKatanya sudah 17 tahun silam mengusulkan jalan layangKetika rancangan pembangunan By Pass IB MantraTujuannya menghindarkan hektaran sawah jadi jalan, dan pinggir jalan beralih fungsi jadi beton''Selama ini penolakan orang tidak jelasDan tidak paham masalah, landasan tidak adaKarena jelas dalam agama tidak ada melarang jalan layang," tegas Wiana.

Dosen Unhi (Universitas Hindu Indinesia) ini mengatakan, jika memang Bali ngotot tidak mau jalan layang, idealnya Bali hanya mampu dihuni oleh 2 juta orangDalam kondisi Bali seperti sekarang, jelas tidak bisa menjadikan manusia Bali hanya 2 jutaSehingga mesti ada terobosan dalam pembangunan jalan ke atas agar lahan tidak habis.

Wiana secara tegas setuju dan tidak memasalahkan rencana jalan layang Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua-Dewa RuciDengan catatan semua dilakukan dengan kajian matang''Kalau semuanya datang dengan niat baik, memanfaatkan teknologi yang ada jelas bisaMakanya kaji bersama, duduk bersama," lanjut Wiana.

Dirinya siap berdebat dengan siapa saja yang mau mempersoalkan rencana tersebut''Siapa yang protes, saya siap debat mempertahankan pendapat saya iniNamun mesti dengan landasan dan dasar yang jelas, bukan suryak siuDalam masalah seperti ini ayo cari jalan yang terbaik," tantang Wiana.

Soal melasti, tegas Wiana tidak ada masalah seperti disebutkan dalam lontar Siwa Sidanta''Bunyi teksnya begini, yan sampun roras guli tan keneng paran-paranArtinya, di atas 12 guli atau 25 cm, tidak ada apa-apa, tidak masalahTidak leteh, pretime lewat nggak masalahTuhan ada di mana-manaJangan pemikiran kita terkotakOrang Pedanda Made Sidemen, Sanur mesulub tidak masalah," tegasnya.

Namun jika ada perasaan umat kurang enak, kenapa tidak melintas di jalur jalan layang sajaTentu nantinya dirancang agar mengakomodasi kepentingan melasti dan sebagainya''Semuanya bisa diselesaikan dengan baikKalau ada kekhawatiran, tentu juga ada jalan keluarnya," tuntas Wiana.

Seperti diwartakan sebelumnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan masalah kemacetan Bandara-Nusa Dua dan Bandara-Simpang Dewa Ruci sudah sangat parahNamun satu-satunya jalan keluar dengan jalan layang, karena tidak bisa lagi melebarkan jalan ke samping(art/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Gagas Hak Angket


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler