jpnn.com - BANGKOK - Untuk pertama kalinya di tahun ini, Thailand yang dikenal terdepan soal pariwisata di Asia Tenggara, berani buka-bukaan terkait kasus-kasus penularan virus Zika.
Selasa (13/9) kemarin, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Suwannachai Wattanayingcharoenchai mengungkapkan, sejak Januari, sudah ada 200 kasus Zika. Per minggu rata-rata ada 20 kasus.
BACA JUGA: Awas! Topan Terdahsyat di Dunia Datang, Lebih Cepat dari Mobil F1
Sebelumnya, pemerintah Thailand lebih memilih tertutup soal penularan virus yang disebarkan nyamuk aedes aegypti tersebut. Namun, para praktisi dan pakar kesehatan terus-menerus menyatakan kekhawatirannya jika menutup-nutupi kasus tersebut justru berdampak buruk. Salah satunya terhadap industri pariwisata di negara tersebut.
Mereka meminta pemerintah lebih transparan sehingga penduduk juga bisa ikut waspada terhadap kemungkinan penularan. "Jumlah kasus tersebut masih tergolong stabil,’’ ujar Suwannachai.
BACA JUGA: Enak Banget! Lewati Banjir, Anggota Dewan Minta Digendong
Dia meminta masyarakat tidak panik. "Orang-orang tidak perlu takut berkunjung ke provinsi yang terdampak virus Zika,’’ tambahnya.
Suwannachai mengungkapkan, pemerintah memonitor lebih dari 20 perempuan hamil yang terinfeksi virus Zika. Enam di antara mereka telah melahirkan tanpa komplikasi apa pun. Sejauh ini belum ada kasus mikrosefali yang terkait dengan virus Zika di Thailand.
BACA JUGA: AS Pamer Pesawat Pengebom di Langit Korea
Pemerintah Thailand juga mulai meningkatkan langkah-langkah pencegahan terhadap penularan Zika. Rabu (14/9) mereka menerjunkan tim untuk melakukan pengasapan di area permukiman dan kuil-kuil di Bangkok. ’’Saya merasa gelisah. Saya khawatir situasi ini memburuk. Banyak anak yang tinggal di sekitar sini,’’ ujar Samruay Ngamsamut, 74, salah seorang penduduk Bangkok.
Sementara itu, di Singapura, Zika sudah menulari 341 orang. Delapan di antara mereka baru terdeteksi Rabu (14/9) kemarin. Penularan di Singapura terbilang sangat cepat. Ada tujuh kluster aktif penularan Zika di Singapura. Yaitu, Aljunied Crescent, Bedok North Avenue 3, Joo Seng Road, Bishan Street 12, Elite Terrace di Siglap, Ubi Avenue 1, dan Circuit Road.
Zika kali pertama terdeteksi di Singapura pada 27 Agustus lalu di area Aljunied Crescent. Mayoritas penderita Zika juga berasal dari Aljunied Crescent. Yaitu, 273 kasus di antara total 341 penularan.
Berbeda dengan Thailand, pemerintah Singapura jauh lebih terbuka. Sejak pertama ada penularan, mereka langsung mengungkap ke publik. Update harian soal virus tersebut juga bisa dilihat langsung di website.
Selain itu, pemerintah getol mengedukasi masyarakat agar melakukan langkah-langkah pencegahan perkembangbiakan nyamuk. Misalnya, mencegah genangan air yang tidak berguna, mengganti air di vas bunga secara berkala, serta menutup rapat tempat-tempat menyimpanan air. (reuters/channel news asia/WHBL/sha/c5/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Syria Tenang, Tapi Masih Ada 250 Ribu Warga Terjebak
Redaktur : Tim Redaksi