Pilkada Medan 2020

Akhyar Nasution, Lawan Menantu Presiden yang Dijuluki 'Lionel Messi'

Minggu, 27 September 2020 – 17:25 WIB
Calon wali kota Medan Akhyar Nasution (kiri) bersama sahabat karibnya Fabri Anthony Pakpahan.Foto: Ist for jpnn.com

jpnn.com, MEDAN - Calon wali kota Medan Akhyar Nasution bertemu kembali dengan sahabat dekatnya sejak SMP, Fabri Anthony Pakpahan pada pertemuan 'Relawan Akhyar-Salman Alfarisi (RASA) SMA Negeri Tiga Medan, di Medan, Minggu (27/9).

Akhyar begitu gembira mengetahui Fabri ikut hadir. Keduanya merupakan teman satu bangku sejak sama-sama mengenyam pendidikan di SMP Negeri 9 hingga berlanjut ke SMA Negeri 3 Medan.

BACA JUGA: Fakta Baru Soal Oknum Anggota DPRD Palembang yang Ditangkap BNN, Tak Disangka

Saking senangnya, Akhyar memaksa teman dekatnya tersebut naik ke atas panggung.

Turun dari panggung, Fabri kemudian diminta sejumlah wartawan bercerita tentang sosok calon wali kota yang bakal menghadapi pasangan menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Afif Nasution-Aulia Rachman itu.

BACA JUGA: Fikri Mengaku Bahagia Sekali Usai Menikahi Mbak Nie Anti di Kantor Polisi

Menurutnya, Akhyar sudah memiliki bakat memimpin sejak di bangku sekolah. Ia tercatat pernah menjadi ketua OSIS dan juga ketua kelas.

Sosok petahana wali kota Medan tersebut juga ternyata sosok yang andal dalam bermain bola.

BACA JUGA: Dapat Nomor Urut 2, Bobby Nasution Bilang Begini

Fabri bahkan mengistilahkan Akhyar sebagai 'Lionel Messi' SMA 3 ketika itu.

"Dia mempunyai hobi bola kaki, bermainnya cukup bagus. Kalau istilah sekarang, dia itu Lionel Messi, pencetak gol," ujar Fabri.

Fabri juga menuturkan Akhyar sosok penderma yang berupaya mencari uang sendiri sejak di bangku sekolah.

"Dia berusaha mencari uang sendiri, bahkan selalu memberi. Memperhatikan orang yang enggak mampu. Misalnya di Tanjung Mulia Bengkel, seputaran komplek wartawan, dan di mana mana, selalu dibantu sama dia. Dibantu bukan untuk diminta ya. Sosialnya cukup tinggi Akhyar ini," ucapnya.

Fabri terkenang saat keduanya masih duduk di bangku SMP. Mereka sempat dijuluki tim pemburu pasir.

Sekolah mereka waktu itu selalu tergenang banjir.

Untuk mengatasinya, para murid kemudian diwajibkan membawa pasir.

"Ukurannya itu, 1 karung paling sedikit 2 kilogram. Kalau kami enggak bawa, kena hukuman," katanya.

Karena itu jadilah mereka setiap hari berburu pasir, demi menghindari hukuman.  

"Hukumannya itu bisa lari-lari di lapangan. Tetapi tujuannya cuma satu, agar sekolah kami enggak banjir lagi," katanya.

Fabri juga menyebut Akhyar merupakan murid pintar. Ia bahkan masuk IPB tanpa tes.

Namun, karena ekonomi orang tua pas-pasan, Akhyar memilih menjalani pendidikan di USU. Itu pun diperoleh tanpa tes.

Saat masuk di perguruan tinggi di USU, Fabri menyebut Akhyar mengikuti jejak almarhum ayahnya yang seorang Marhaenis, hingga akhirnya menjadi anggota DPRD Medan dari PDI Perjuangan dan duduk sebagai wakil wali kota Medan.

BACA JUGA: Mayat Wanita Muda di Pinggir Sungai Ternyata Korban Pemerkosaan, Pelaku 5 Orang, Lihat Fotonya!

"Saya yakin, dia orangnya tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak benar. Di PDIP termasuk orang yang bagus, tetapi ya enggak tahulah kalau belakangan ini politik ya. Walau banyak tantangan, banyak rintangan, tetap enggak mau dia sakit hati. Selalu berbuat yang terbaik," pungkas Fabri.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler