Akil Mochtar: Kenapa Tidak Ditembak Saja Heli itu?

Selasa, 31 Desember 2013 – 07:45 WIB
Helikopter jenis Bell 206 milik Bupati Simalungun, JR Saragih, jatuh di sampaing Rumah Sakit Efarina Etaham, Tanah Karo, Sumut, Senin (30/12) pagi. Foto : Nanang/POSMETRO KARO/JPNN

jpnn.com - JATUHNYA helikopter jenis Bell 206 di dekat Rumah Sakit Efarina Etaham, Berastagi, Senin pagi (30/12), mengingatkan persidangan sengketa pemilukada Kabupaten Simalungun yang digelar di Mahkamah Konsitusi, 20 September 2010.

Pada sidang hari itu, masalah maraung-raungnya helikopter diungkit sejumlah saksi yang dihadirkan oleh pasangan T Zulkarnain Damanik-Marsiaman Saragih.

BACA JUGA: Ponpes Terbakar, Seorang Santri Tewas

Saksi membeberkan pergerakan helikopter milik JR Saragih itu pada 26 Agustus 2010 pagi, sesaat sebelum pencoblosan pemilukada Simalungun dimulai. Helikopter yang memutar-mutar di hampir seluruh kecamatan itu dianggap sebagai tindak kecurangan di masa tenang, yang mestinya bebas dari bau kampanye.

Abdul Khaliq Khan, Ketua Tim Kampanye pasangan Zul-Marsilam mengungkapkan, helikopter yang di badan sampingnya tertempel nama JR Saragih, yang biasa dipakai saat masa kampanye, terbang rendah sehingga menyita perhatian warga yang akan memberikan hak suaranya.

BACA JUGA: Bupati Ngada Pasrah Ditetapkan Tersangka

“Ini pelanggaran pada minggu tenang. Ada helikopter milik pasangan nomor urut empat, melintas di beberapa kecematan, sangat rendah,” ujar Abdul saat hadir sebagai saksi.

Mendengar cerita itu, Ketua Majelis Hakim MK Moh Akil Mochtar berseloroh. “Kenapa tidak ditembak saja pakai bazoka?” tanya Akil. Dengan polos, Abdul menjawab, dia tak punya bazoka.

BACA JUGA: Bupati Beber LJK Bermasalah

Akil yang saat ini berada di tahanan itu bertanya lagi, darimana saksi tahu bahwa heli itu milik JR Saragih. Dijawab,” Ada tulisan di situ.”

Saat itu Akil langsung mengonfirmasi masalah heli itu ke JR Saragih, yang saat itu berbatik coklat muda. JR Saragih mengatakan, heli itu sebenarnya merupakan sarana tranportasi sebuah rumah sakit. “Kebetulan saya punya rumah sakit. Itu helikopter untuk pelayanan masyarakat,” kata JR Saragih.

Saksi lain juga menceritakan soal heli itu. Buyung Tanjung, Ketua PPS di Nagori Lampu Merah, mengaku melihat helikopter itu terbang di atas TPS-TPS. “Di daerah kami, helikopter itu barang langka. Orang-orang kampung bilang, ‘Oh, JR lewat, JR lewat,” kata Buyung.

 “Tim kami juga melihat helikopter berpusing-pusing,” imbuh Mahdani Damanik, saksi yang lain, pada persidangan di MK kala itu. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Blokir Bandara, Bupati Ngada Akhirnya Tersangka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler