Akom: Lucu, Memangnya DPR Punya Saya dan Novanto?

Minggu, 25 Desember 2016 – 23:20 WIB
Politikus Golkar yang juga mantan Ketua DPR Ade Komarudin dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (25/12). Foto: N Kusdharmadi/JPNN.Com

jpnn.com - JPNN.com - Kehilangan jabatan ketua Dewan Perwakilan Rakyat tidak pernah disesali politikus senior Ade Komarudin (Akom).

Namun, dia akan terus berjuang memulihkan nama baiknya setelah dizalimi Mahkamah Kehormatan Dewan.

BACA JUGA: Akom Akan Bertahan Sekalipun Golkar Hancur-Hancuran

Politikus Partai Golkar ini mengaku tidak ingin politik nasional gaduh hanya gara-gara persoalan ketua DPR.

Apalagi, harus ribut dengan teman satu partai, Setya Novanto. Sebab, dia menegaskan DPR ini bukan punya Golkar, apalagi milik Akom dan Novanto.

BACA JUGA: Akom: Saya Dari Awal Ora Opo-opo

"Lucu juga, memang DPR punya saya dan Novanto? Saya sudah sampaikan ke Novanto bahwa saya tidak soal dengan pergantian," kata Akom kepada wartawan di kediamannya Jalan Widya Chandra VII, Jakarta Selatan, Minggu (25/12).

Dia mengaku tidak mempersoalkan karena tak ingin partai tempatnya dibesarkan berkonflik. Apalagi, musyawarah nasional di Bali sebagai tanda berakhirnya perpecahan di internal beringin.

BACA JUGA: Ahok Didemo, Akom Kena Getahnya

Saat munas, Akom mengaku tidak ingin maju di putaran kedua pemilihan ketua umum.

Apalagi, kata dia, saat itu Novanto disaksikan Aburizal Bakrie sudah mengatakan akan membagi tugas.

"Pak Ical tahu. (Kata Novanto) Bagi tugas kita, saya urus partai, anda urus DPR," kata dia mengingat inti percakapan dengan Novanto.

Walau dulu Novanto bicara seperti itu dan kenyataan yang sekarang berbeda, Akom tetap tidak pernah menyesalinya.

Dia ingin apa yang diperbuat demi kemaslahatan negeri ini.

"Dulu saya tidak mencalonkan diri sebagai ketua DPR karena persoalan rangkap jabatan. Kita lihat fakta yang terjadi sekarang. Tidak apa-apa, faktanya memang seperti ini. Beliau (Novanto) memahaminya," ujarnya.

Meski demikian, Akom tetap akan memperjuangkan haknya dan memulihkan nama baiknya setelah dizalimi MKD.

Bahkan, Akom mengatakan, kuasa hukumnya akan bekerja dalam beberapa hari ini untuk membawa persoalan itu ke ranah hukum.

"Saya akan perjuangkan hak saya, ini urusan nama baik. Urusan jabatan saya iklas, karena saya sudah terlatih menghadapi itu," kata Akom.

Dia pun mencoba menempatkan diri mati rasa soal urusan jabatan. Meskipun sebagai manusia punya rasa, dia tetap yakin bisa menyikapinya.

Dia menegaskan sudah bersikap iklas soal jabatan.

"Gusti Allah ora sare (Allah tidak tidur). Tapi, urusan penzaliman luar biasa MKD yang menghalalkan segala cara tidak bisa didiamkan," katanya.

Dia menegaskan, apa yang dilakukan oleh MKD terhadapnya sudah sangat abuse of power.

Menurut dia, kalau tidak diperjuangkan bukan tak mungkin hal yang sama akan menimpa anggota DPR lainnya.

"Kasihan moralitas negeri ini kalau tidak diperjuangkan," katanya.

Kembali Akom menegaskan akan memperjuangkan sampai ke mana pun agar nama baiknya dipulihkan.

"Soal MKD akan saya perjuangkan sampai ke mana pun karena ini nama baik saya. Saya tidak salah. Hati nurani rakyat juga menilai sama soal ini," kata dia.

Seperti diketahui sebelumnya, MKD memutuskan Akom melakukan dua pelanggaran etika.

Pertama, memfasilitasi rapat pembahasan penyertaan modal negara antara Komisi XI DPR dengan BUMN. Padahal, BUMN merupakan mitra kerja Komisi VI DPR.

Kemudian Akom dinyatakan bersalah karena tidak membawa Rancangan Undang-undang Pertembakauan ke Sidang Paripurna DPR. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ssttt... Akom Difitnah Terima Rp 100 M demi Tax Amnesty


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler