jpnn.com, JAKARTA - Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) telah menerima usulan akreditasi secara daring sehingga lebih terjangkau bagi perguruan tinggi. Hal ini merupakan inovasi yang sangat dibutuhkan perguruan tinggi dan sesuai dengan tuntutan Revolusi Industri 4.0.
"Saat melakukan akreditasi (perguruan tinggi), selalu menyerahkan borang dan mengeluarkan cost yang sangat mahal," ungkap Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Jakarta, Kamis (22/8).
BACA JUGA: 300 Diaspora Bertalenta Ikut Memperkuat SDM Unggul
BACA JUGA: Akreditasi Penyebab Gagal Seleksi Administrasi CPNS 2018
Sebelum menggunakan Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO), perguruan tinggi di luar Jawa mengalami beban lebih besar saat mengusulkan akreditasi, terutama dari wilayah yang terjauh, seperti Papua.
BACA JUGA: Telkom University Peringkat 1 PTS di Indonesia
"Kalau ini dari Sumatera Utara, datang ke Jakarta hanya sekadar menyerahkan borang dan tidak satu orang lagi, bisa dua orang bisa tiga orang. Katakan satu orang costnya Rp 5 juta, berarti tiga orang Rp 15 juta. Kalau ambil dari Timur, dari Papua. Satu orang bisa Rp 10 juta, bisa Rp 30 juta, hanya sekadar menyerahkan borang," ungkap Menteri Nasir yang dulu pernah juga menjadi asesor akreditasi BAN-PT.
Dia memberi apresiasi kepada BAN-PT yang sudah sanggup mengubah seluruh proses usulan akreditasi secara online. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Rugi Kalau Semua Diaspora Disuruh Pulang Kampung
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini 20 Politeknik Negeri dengan Rangking Tertinggi di Indonesia
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad