jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan G-20 di Jakarta pada 15-18 Februari 2022, menjadi kesempatan berharga bagi UMKM berorientasi ekspor, untuk menunjukkan produk-produk berkualitas.
Program Desa Devisa yang digagas Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam peningkatan ekspor nasional, turut mendorong pemulihan ekonomi dengan memperkuat pondasi pelaku UMKM binaannya.
BACA JUGA: Jangjo, Startup Manajemen Sampah Dapat Suntikan Dana
Di tengah pandemi, LPEI terus membangun kapasitas UMKM berorientasi ekspor agar mampu bertahan dan menggarap pasar ekspor non tradisional.
“Kami merasa terhormat bisa berpartisipasi dalam ajang bersejarah ini. Pada kesempatan ini, kami menampilkan produk dari mitra binaan kami, yang salah satunya merupakan hasil dari Program Desa Devisa berupa kerajinan dan aksesoris perak APIKRI dari Bantul, Yogyakarta,” ujar Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso di Booth Rumah Joglo pada perhelatan G-20 di JCC, Senayan, Jakarta.
BACA JUGA: Invest Islands Hadirkan Gran Melia Lombok Resort & Spa
Desa Devisa merupakan program pendampingan berkelanjutan kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor.
Kerajinan APIKRI telah menjadi Desa Devisa sejak 2020 dan mampu mengekspor produknya ke Belanda, Amerika dan Inggris.
BACA JUGA: Produk UMKM Berorientasi Ekspor Mejeng Dalam Pertemuan Perdana G-20
Program Desa Devisa merupakan salah satu wujud inklusi keuangan yang diberikan LPEI sebagai perpanjangan tangan pemerintah kepada pelaku UMKM, khususnya yang berorientasi ekspor di tengah pandemi COVID-19.
Sementara itu, Sekretaris Pokja Logistik Bidang Finance Track G20 Rudy Rahmaddi mengatakan, Presidensi G20 menjadi ajang bagi Indonesia untuk menunjukkan keragaman budaya dan kerajinan Tanah Air kepada dunia.
Salah satunya melalui pelaksanaan kegiatan Finance Track Presidensi G20 sepanjang Februari 2022.
Rudy menjelaskan panitia penyelenggara telah menyiapkan gerai UMKM, yang menunjukkan ragam kerajinan Indonesia yang bersifat ramah lingkungan, seperti batik, aksesoris perak, hingga kerajinan hasil limbah kayu dan tumbuhan.
“Kami ingin memberikan manfaat dan dampak dari pertemuan G20 terhadap ekonomi lokal, apakah kaitannya dengan UMKM dan termasuk budaya setempat, itu yang ingin kami capai juga,” kata Rudy.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy