jpnn.com - JAKARTA - Sekjen Dewan Syuro DPD Front Pembela Islam (FPI) Jakarta Habib Novel Bamukmin mengomentari kecurigaan Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Anton Medan terhadap rencana aksi demo Aksi Bela Islam Jilid II pada Jumat mendatang (4/11) untuk mendesak polisi menangkap Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok dalam kasus dugaan penistaan Alquran.
Novel menganggap tuduhan Anton bahwa demo bertujuan memecah Indonesia, menandakan bahwa pemilik nama Ramdhan Effendi itu tidak mengetahui pokok permasalahan.
BACA JUGA: Fadli Zon: Permintaan Umat Islam Sangat Sederhana
"Ini Anton Medan yang biasa menjual ayat-ayat suci untuk kepentingaan pribadi atas nama Pancasila. Anton Medan yang mantan preman ini gagal paham, karena justru kita yang ingin membela Pancasila yang telah dirusak Ahok, bosnya si Anton Medan," katanya kepada JPNN, Senin (31/10).
Novel menambahkan, Anton sudah buta memaknai aksi demo Aksi Bela Islam. Sebab, sambung Novel, demo itu murni gerakan pribadi masing-masing yang tidak terima karena Ahok menista Alquran.
BACA JUGA: Pernyataan Keras Pentolan FPI Ditujukan ke Anton Medan
Karenanya Novel menyebut tudingan Anton yang menganggap demo Aksi Bela Islam akan merusak Pancasila dan keutuhan NKRI merupakan kesalahan.
"Seharusnya Anton Medan itu membela agamanya yang di Pancasila itu sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa," jelas Habib Novel.
BACA JUGA: Majelis, Mohon Kakak Saipul Jamil Dihukum 3 Tahun Penjara
Lebih lanjut Novel mengatakan, Ahok justru telah merusak Pancasila.
“Dengan begini Anton Medan maling teriak maling. Gobloknya si Anton Medan tidak tahu membedakan bahwa agama tidak bisa dipisahkan dari Pancasila," tegas Habib Novel.
Sebelumnya Anton menduga ada agenda tersembunyi di balik Aksi Bela Islam II pada 4 November nanti.
Anton mencium ada upaya menyudutkan pemerintah dengan menunggangi aksi unjuk rasa yang akan melibatkan berbagai ormas Islam itu.
“Demo yang direncanakan tersebut dapat dicurigai bermuatan agenda untuk mendiskreditkan pemerintah,” tulisnya.
Karenanya dia meminta agar Polri menangkap provokator yang memperkeruh ketertiban dan keamanan negara. Dia mewanti-wanti agar polisi bertindak tegas terhadap pihak yang memainkan isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) dalam politik.
“Menghimbau semua pihak terutama para tokoh agama agar mengingatkan masyarakat untuk bisa menahan diri dan tidak terprovokasi politisasi isu SARA,” ujarnya.(mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cieee..Jokowi dan Prabowo Mesra Banget, Sampai Tertawa Lepas Gitu
Redaktur : Tim Redaksi