Aksi Bejat Ayah Tiri Terungkap Setelah Sang Anak Beri Pengakuan Mengejutkan

Kamis, 24 Oktober 2019 – 10:44 WIB
Pencabulan anak. Foto ilustrasi: sumutpos.co

jpnn.com, KOTABARU - Seorang ayah di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan bernama Slamet berurusan dengan polisi karena mencabuli MR, 16, anak tirinya.

Parahnya, perbuatan terlarang itu terjadi sejak Juli 2018 hingga September 2019. Slamet diduga telah meniduri MR sebanyak puluhan kali.

BACA JUGA: Mahfud MD Sudah Dua Kali Gantikan Posisi Wiranto, Begini Kesannya

Aksi bejat sang ayah berhasil diungkap oleh kakak kandung korban, LT. Ceritanya, ketika itu korban didatangi teman cowoknya satu sekolah di rumah korban di Karang Payau, Kecamatan Kelumpang Hulu.

Muda-mudi itu pun asyik bercengkerama. Layaknya anak-anak remaja yang masuk masa puber.

BACA JUGA: Komjen Idham Aziz Bakal Jadi Kapolri, Berapa Total Kekayaannya?

Ketika teman cowok pulang, Slamet yang berada di rumah, tiba-tiba saja melakukan kekerasan pada korban. Ia menekan tubuh korban dengan tangannya.

Slamet marah besar. Ia menyuruh MR berhenti sekolah dan melarangnya berpacaran.

BACA JUGA: Pelaku Curanmor Tewas Diterjang Peluru dalam Baku Tembak dengan Polisi

Kebetulan di rumah ada LT. Sang kakak pria itu merasa aneh dengan perlakuan ayah tirinya. LT pun akhirnya menginterogasi sang adik.

Pengakuan sang adik membuatnya terkejut. MR mengaku sudah disetubuhi ayah tiri mereka sejak Juli 2018 saat itu korban masih berusia 15 tahun.

Mendengar pengakuan sang adik, LT, Selasa (22/10) lalu langsung membuat laporan polisi ke Polsek Kelumpang Hulu.

Kanit Reskrim Polsek Kelumpang Hulu Bripka Joko Awaludin tersandar di kursinya. Kisah LT membuat Awaludin berkali-kali menarik nafas panjang.

Penyelidikan pun dilakukan. Korban diperiksa. Awaludin kesulitan awalnya. Karena remaja bertubuh tinggi besar itu terus-menerus menangis. Setelah bukti cukup, polisi pun menjemput Slamet.

"Pelaku sehari-hari bekerja sebagai buruh sawit," ujar Awaludin.

Pelaku mengakui semua perbuatan bejatnya. Sang istri yang juga sibuk bekerja di perkebunan sawit, membuat aksinya tidak tercium.

"Jika tidak di rumah. Aksi bejat itu juga dilakukan di pondok kebun. Dalam sebulan rata-rata dua kali," kata Awaludin.

Kasat Reskrim Polres Kotabaru Iptu Imam Wahyu Pramono pun memberikan atensi khusus kasus tersebut. Baik itu penangangan korban maupun pelaku.

BACA JUGA: Berada di Luar Pemerintahan Jokowi, Yusril Ihza Mahendra Bilang Begini

"Kami ada unit PPA. Nanti akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menangani korban yang masih trauma," ujar Imam. fzal/ema)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler