Aksi Brutal Geng Motor Mirip Adegan Film, Seorang DJ Tewas

Rabu, 03 Juni 2015 – 06:00 WIB
Kondisi mobil Aditya setelah melayang dan menabrak pohon. Bemper depannya nyaris terbelah. Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

jpnn.com - SURABAYA – Geng motor tumbuh lagi di Surabaya dan makin brutal. Setidaknya, dua peristiwa pada pagi buta di kawasan Pucang dan Ngagel Jaya Selatan kemarin menjadi indikasinya.

Seorang cyclist menjadi korban pemukulan tanpa sebab yang jelas. Berdasar keterangan banyak saksi mata, anggota geng motor tersebut memukuli Aditya Wahyu Budi Artanto, seorang DJ, yang beralamat di Jalan KRI Rempang, Sawotratap. Ironisnya, pemuda 24 tahun itu dikeroyok setelah mengalami kecelakaan hebat karena mengejar dan dikejar geng motor tersebut.

BACA JUGA: Maling Gondol Kerbau Bupati, eh...Talinya Putus

Suzuki X-Over nopol W 1233 RG yang dikemudikan Aditya remuk setelah menabrak pohon di kawasan lintasan KA Ngagel Jaya Selatan. Dalam kondisi lemah dan tidak bisa bergerak (terjepit airbag yang mengembang), Aditya dihantam, baik dengan kepalan tangan maupun batu, oleh belasan pemuda.

Sebelumnya, geng motor itu menyasar seorang cylist. Berdasar informasi yang dihimpun, korban pertama tersebut adalah cyclist yang hendak nggowes. ’’Saat itu saya hendak pergi ke rumah teman di kawasan Bratang,’’ kata pria yang tidak mau disebut namanya dengan alasan keamanan tersebut.

BACA JUGA: Sadis! Begal Bacoki Kepala Wartawan

Dari rumahnya di kawasan jalan raya Kertajaya, dia melintas ke kawasan Pucang sekitar pukul 04.15. ’’Sebab, saya janjian dengan kawan nggowes lainnya di Dunkin Donuts Jalan A. Yani pukul 05.00,’’ ucapnya.

Tanpa sebab, jalan korban mendadak saja dipotong belasan pemuda yang diduga anggota geng motor. Tiba-tiba saja, beberapa di antaranya langsung mengirimkan bogem mentah ke kepala cyclist nahas tersebut. ’’Saya tidak tahu apa-apa, tiba-tiba saja pandangan menjadi gelap,’’ tuturnya. Saat itu dia mengaku hanya melindungi kepalanya ketika pukulan datang bertubi-tubi.

BACA JUGA: Duh, Sopir Ekspedisi Embat Barang Kiriman

Kemudian, ada sejumlah pengendara lain yang menyalakan klakson sehingga kawanan geng motor itu bubar. Rupanya, mereka hendak setting (istilah anggota geng motor tersebut untuk trek-trekan liar di jalan raya) di kawasan Ngagel Jaya Selatan. Sejak dulu, kawasan itu memang salah satu arena tidak resmi balapan liar. Para geng motor menamainya ’’Krukah’’,  mengacu pada kampung di dekat situ..

Peristiwa selanjutnya lebih tragis. Saat itu Aditya baru saja pulang bekerja sebagai DJ di Emperor Club. Pada saat yang bersamaan, terjadi balapan liar. ’’Posisinya waktu itu, ada dua motor yang mau start balapan,’’ ucap Arif Susanto, seorang sopir taksi yang juga melintas pada waktu yang bersamaan. Taksi yang dikemudikan Arif kebetulan berada persis di belakang mobil Aditya.

Dia mencoba mengingat dua motor yang akan nyetel balapan. Seingatnya, Yamaha RX King berada di sisi kiri, sedangkan Honda CB di sebelah kanan. Dua pembalap itu tidak mengenakan helm. Begitu mengetahui jalan yang dilewatinya tengah dipakai balapan, korban lantas melaju pelan di lajur kiri. Begitu pun taksi Arif. ’’Saya juga minggir lahMas daripada terjadi apa-apa,’’ ucapnya.

Saat balapan tersebut dimulai, pengendara RX King kehilangan keseimbangan. Laju motornya oleng. Dia kemudian menyerempet bagian kanan mobil Aditya. Tidak berhenti untuk bertanggung jawab, pembalap itu meneruskan aksi balapnya.

Merasa mobilnya jadi korban, Aditya bermaksud minta pertanggungjawaban. ’’Dia (Aditya, Red) sempat membuka kaca jendelanya dan tangannya melambai ke pembalap tersebut seperti minta ganti rugi,’’ terangnya. Tetapi, pembalap itu justru ngebut. Aditya kemudian mengejarnya.

Celakanya, teman-teman si pembalap yang nongkrong di atas motor di pinggir jalan ternyata langsung men-stater kendaraannya dan mengejar Aditya. Yang terjadi kemudian, pembalap RX-King dikejar Aditya yang juga dikejar teman-teman si pembalap tersebut.

Melihat kondisi itu, Arif tidak ingin terlibat konflik konyol. Persis di u-turn Ngagel Rejo depan taman makam pahlawan, Arif langsung membelokkan kendaraannya untuk putar arah. ’’Daripada saya juga kena. Kasihan penumpang yang saya antar ini,’’ tandasnya.

Yang terjadi selanjutnya seperti adegan dalam film Hollywood. Saat melewati rel kereta api Ngagel, mobil Aditya melambung melewati lintasan yang memang agak menanjak. Mendarat setelah 20 meter, mobil Aditya oleng. Moncong mobilnya lantas mencium aspal terlebih dulu. Tidak mampu menguasai mobilnya, Aditya menabrak pohon di Jalan Bung Tomo.

Airbag-nya mengembang. Sejumlah saksi mata menyebutkan, Aditya hanya mampu menggerakkan tangannya sedikit-sedikit. Dia terluka, namun masih selamat karena ada airbag. ’’Mobilnya terbang, terus oleng, dan menabrak. Saya putar balik dan ingin menolong,’’ kata Irfan, seorang pengendara yang kebetulan menyaksikan semua peristiwa tersebut.

Celakanya, gerombolan geng motor itu pun tiba. Bukannya menolong, mereka malah menghajar Aditya yang sudah tidak berdaya. ’’Saat saya sudah dekat, mereka (geng motor, Red) malah memaki-maki, mencaci, dan mengumpat korban,’’ jelasnya.

Dia yang hendak menolong jadi tidak berani. Sebab, yang mengerumuni mobil itu diperkirakan berjumlah 30 orang. Selain itu, yang membuatnya lebih ngeper bukan hanya satu gerombolan yang datang. Tidak lama kemudian, satu gerombolan dengan jumlah yang diperkirakan sama juga tiba.

Selanjutnya, kaca mobil Aditya dipecah massa. Mereka kemudian menghujani mobil Aditya dengan batu-batu yang berukuran besar. Apa pun yang ditemukan saat itu dipungut gerombolan tersebut, lalu dilemparkan ke arah mobil Aditya.

’’Sampai dagangan tukang tahu yang mau jualan diambil Mas. Tahunya dilempar ke mobil,’’ ceritanya. Selain itu, massa menjarah barang-barang di dalam mobil itu. Tidak ditemukan dompet milik korban. Dashboard-nya juga sudah melompong. Tape mobil milik korban pun dicuri.

Menurut dia, ada beberapa warga yang sebetulnya melihat peristiwa tersebut. Namun, mereka juga tidak berani mendekat. Apalagi, ketika melihat tubuh Aditya diseret keluar. Aditya dipukuli, ditendang, dan dihajar secara membabi buta tanpa perlawanan. Suasana Subuh di Jalan Bung Tomo kemarin mendadak terasa menjadi seperti horor oleh ulah geng motor itu.

Setelah 20 menit melakukan aksi anarki tersebut, gerombolan itu pergi sendiri-sendiri. Mereka meninggalkan Aditya yang tergeletak di aspal di dekat mobilnya. Begitu aksi tersebut mereda, baru lah warga berani mendekat. Warga lalu melaporkan kejadian itu kepada polisi.

Irfan menjelaskan, saat itu di sepanjang Jalan Ngagel Jaya Selatan memang dipenuhi anak-anak balap liar. Sebelum peristiwa tragis tersebut terjadi, dia mengantar istrinya. ’’Pukul empat saya lewat situ. Memang ramai, saya juga jaga jarak. Mereka seperti nggak peduli sama pengguna jalan lainnya," ucapnya.

Terpisah, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Yan Fitri Halimansyah justru mempunya versi sendiri terhadap insiden tersebut. Menurut orang nomor satu di jajaran kepolisian Surabaya itu, Aditya sempat menyenggol salah seorang pengendara sepeda motor.

’’Terus, dia (Aditya, Red) melarikan diri, dikejar, dan mengalami kecelakaan,’’ kata perwira dengan tiga melati di pundak tesebut. (did/eko/c20/ano)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... DJ Kelab Malam Meregang Nyawa di Tangan Geng Motor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler