Aksi Kriminalitas di AS Meningkat, Mahasiswa Indonesia Diminta Jangan Mudah Emosi

Jumat, 08 Mei 2020 – 04:22 WIB
Sejumlah tenaga medis memindahkan pasien terpapar virus corona di Brooklyn Hospital Center, New York City, Amerika Serikat (30/3/2020). ANTARA/REUTERS/Brendan Mcdermid/aa.

jpnn.com, JAKARTA - Aksi kriminalitas dan diskriminasi secara terbuka (xenophobia) meningkat di Amerika Serikat, dengan sasaran penduduk keturunan Asia, seiring makin ganasnya serangan COVID-19 di sana.

Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (Permias) Nasional mengeluarkan imbauan menghadapi situasi ini, mencegah anggotanya menjadi korban kriminalitas.

BACA JUGA: Polri Klaim Tingkat Kriminalitas Menurun Selama Pandemi COVID-19

"Sehubungan dengan meningkatnya kejadian kriminalitas dan diskriminasi secara terbuka (xenophobia) terhadap penduduk keturunan Asia, serta mengantisipasi meningkatnya kasus kejahatan yang disebabkan oleh permasalahan ekonomi dan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di Amerika Serikat, Tim Satuan Tugas COVID-19 Permias Nasional mengimbau seluruh mahasiswa Indonesia yang berada di Amerika Serikat untuk memperhatikan beberapa hal," Ketua Satgas COVID-19 Permias Nasional Alvinsyah A. Pramono, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (7/5).

Pertama, bilamana mahasiswa mengalami kejadian atau tindakan bersifat rasis yang dianggap berpotensi membahayakan keselamatan jiwa maka diminta segera melaporkan kepada kepolisian setempat dengan menunjukkan rekaman audiovisual (jika ada) yang direkam menggunakan handphone sebagai alat bukti laporan.

BACA JUGA: Angka Kriminalitas Turun karena Penjahat Takut Corona, Waspadai Bulan Depan!

"Kedua, untuk memastikan hak perlindungan dan pelayanan kepada warga negara Indonesia, maka mahasiswa diminta untuk menyampaikan kejadian tersebut kepada Fungsi Konsuler KBRI Washington DC atau KJRI setempat untuk mendapatkan pendampingan," ujar Pramono.

Ketiga, mahasiswa juga diimbau untuk memberitahukan kondisi yang dialami kepada pihak kampus/sekolah maupun kepada kerabat dekat, untuk dapat ikut memberikan perhatian atas kejadian tersebut.

BACA JUGA: Pejabat KemenPAN-RB: Mohon Maaf Kepada Seluruh PPPK

Keempat, kondisi xenophobia tidak lazim terjadi. Oleh sebab itu, diimbau agar seluruh rekan mahasiswa tetap tenang, tidak panik, tidak tersulut emosi, dan selalu waspada terhadap kondisi lingkungan sekitar, baik pada saat melakukan aktivitas di luar rumah maupun pada saat berada di dalam rumah.

Kelima, guna mencegah terjadinya tindakan kriminal dan xenophobia yang lebih luas, kami mengimbau agar rekan mahasiswa melakukan beberapa tindakan pencegahan, yakni: dengan selalu menyimpan nomor kontak dari teman dekat atau nomor penting yang mudah dihubungi, misalnya nomor kantor polisi lokal.

"Selalu menginfokan teman serumah apabila hendak melakukan aktivitas di luar rumah dan mengaktifkan fitur geo-tagging pada perangkat seluler. Tidak membawa uang tunai dalam jumlah besar dan tidak mengenakan perhiasan secara berlebihan ketika beraktivitas di luar rumah. Selalu mengenakan masker/penutup wajah pada saat beraktivitas di luar rumah," ujar dia.

Kemudian, menghindari bepergian (pulang-pergi) melalui rute yang rawan terhadap potensi terjadinya kriminalitas serta menghindari rute bepergian yang selalu sama pada waktu yang sama.

"Menghindari bepergian seorang diri. Apabila mahasiswa menjadi korban tindak xenophobia, maka disarankan untuk terlebih dahulu melaporkan kejadian kepada kepolisian setempat, Fungsi Konsuler KBRI Washington DC atau KJRI setempat, dan Tim Satgas COVID-19 Permias Nasional dengan menyertakan bukti audiovisual," ujar Pramono. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler