jpnn.com - JAKARTA - Kericuhan kembali terjadi di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (25/11). Namun, kali ini giliran para elite partai beringin itu yang jadi pelakunya.
Kericuhan terjadi saat berlangungnya rapat pleno DPP Partai Golkar dengan agenda membahas jadwal penyelenggaraan musyawarah nasional (Munas) IX. Penyebabnya, Wakil Ketua Umum Golkar, Theo L Sambuaga selaku pimpinan sidang secara sepihak memutuskan munas diselenggarakan pada tanggal 30 November 2014, sesuai hasil Rapimnas Yogyakarta.
BACA JUGA: 1 Desember, Dicanangkan Hari Gerakan Revolusi Mental PNS
"Pleno partai Golkar memutuskan untuk menjalankan hasil rapimnas dengan sebaik-baiknya," kata Theo sambil mengetok palu pertanda keputusan telah diambil.
Setelah mengetok palu, Theo langsung menutup rapat pleno dan meninggalkan ruangan. Secara bersamaan, Sekjen Golkar Idrus Marham dan beberapa peserta pleno lainnya ikut keluar ruangan.
BACA JUGA: PPPK Berbeda dengan Honorer
Hal ini langsung menyulut emosi sejumlah peserta rapat. Mereka berteriak-teriak menyebut Theo otoriter karena tidak memberi ruang bagi peserta untuk menyampaikan pendapat.
"Pimpinan rapat telah dengan otoriter mengambil keputusan sepihak, membuka dan menutup. Memang benar Partai Golkar bukan partai yang demokratis, partai yang tidak demokratis," kata salah seorang peserta rapat.
BACA JUGA: Ingatkan Mendagri soal e-KTP Berlaku Nasional per 1 Januari 2015
Suara gelas pecah terdengar di sela-sela teriakan interupsi peserta rapat pleno. Tampak sebagian peserta juga melemparkan gelas plastik berisi air mineral.
Setelah emosi mereka reda, para peserta pleno memutuskan untuk melanjutkan rapat. Wakil Ketua Umum Golkar, Agung Laksono bertindak sebagai pimpinan rapat tersebut.
Ketua Umum Aburizal Bakrie tidak hadir dalam pleno kali ini. Sejak siang tadi, pria yang akrab disapa Ical itu tidak terlihat di kantor DPP Golkar.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Marwan Belum Mau Blusukan ke Perbatasan
Redaktur : Tim Redaksi