Aksi Makar, Militer Sandera Presiden dan Perdana Menteri

Rabu, 19 Agustus 2020 – 09:03 WIB
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita (kiri) dan istrinya Aminata Maiga Keita (kanan) berfoto saat kunjungan pribadi kepada Paus Fransiskus di Vatikan, Kamis (13/2/2020). Foto: ANTARA/REUTERS/REMO CASILLI/TM

jpnn.com, BAMAKO - Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita dan sejumlah pejabat tinggi pemerintah ditahan oleh tentara pemberontak di Ibu Kota Bamako, Selasa (18/8).

Penahanan Keita terjadi setelah tentara melancarkan pemberontakan di pangkalan militer Kati di luar Bamako. Para pemberontak lebih dulu menangkap sejumlah pejabat sipil dan militer.

BACA JUGA: Tidak Ada yang Terprovokasi Omongan Ruslan Buton Hingga Melakukan Makar

Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan Presiden Keita dan Perdana Menteri Boubou Cisse dalam konvoi militer yang dikepung oleh tentara bersenjata. Namun Reuters tak dapat mengonfirmasi keaslian video tersebut.

Cisse sebelumnya meminta dialog dan mendesak kelompok pemberontak mundur. Dua sumber keamanan lantas mengatakan kepada Reuters bahwa Keita telah ditahan.

BACA JUGA: Istri Bantah Yudi Pendiri Negara Rakyat Nusantara Melakukan Makar

Lembaga penyiar negara tidak beroperasi usai serentetan penahanan sebelum kembali mengudara pada sore.

Tak langsung diketahui pasti siapa yang memimpin kelompok pemberontak tersebut, siapa yang akan memerintah selama Keita ditahan atau apa motif penahanan tersebut. Juru bicara militer mengaku tidak mendapatkan informasi apa pun.

Koalisi M5-RFP yang berada di balik aksi protes massa yang menyerukan Presiden Keita mundur sejak Juni, memberi sinyal mendukung aksi para pemberontak.

Juru bicara demonstran Nouhoum Togo mengatakan kepada Reuters bahwa aksi para tentara itu bukan kudeta militer, melainkan pemberontakan rakyat.

Ratusan demonstran anti pemerintah memadati alun-alun untuk bersorak sehari sebelumnya ketika terdapat rumor bahwa para pemberontak telah menahan Keita.

Massa menyalahkan Keita atas praktik korupsi dan keamanan yang kian memburuk di bagian utara dan tengah negara Afrika Barat tersebut, di mana para gerilyawan beroperasi.

Pada 2012 silam, pemberontakan serupa juga terjadi di pangkalan militer Kati. Ketika itu militer berhasil menggulingkan Presiden Amadou Toumani Toure dan mempercepat jatuhnya bagian utara Mali ke tangan gerilyawan. (ant/dil/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler