Aksi Nyata Pengusaha dan Akademisi Mendukung Pemerintah Turunkan Stunting

Jumat, 27 Oktober 2023 – 10:29 WIB
Ini aksi nyata kolaborasi pengusaha dan akademisi dalam mendukung pemerintah turunkan stunting. Foto: dok. Indofood

jpnn.com, SERANG - Upaya mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia, menjadi sebesar 14% pada 2024, tidak hanya membutuhkan program intervensi gizi, tetapi upaya pencegahan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa penanganan stunting harus dilakukan, bahkan dimulai sejak ibu sebelum hamil hingga melahirkan.

BACA JUGA: Kepala BKKBN Usul Stunting Masuk Dalam Materi Debat Capres & Pilkada 

Salah satu upaya mengatasinya ketika berat badan balita tidak naik, harus intervensi dengan memberi makanan kaya protein hewani, seperti telur, ikan, dan ayam.

Axton Salim, Koordinator Scaling Up Nutrition Business Network (SBN) Indonesia, sekaligus Ketua Kelompok Kerja Stunting APINDO dan Ketua Bidang Pembangunan Berkelanjutan/SDGs mengatakan, menyiapkan SDM unggul tidak lepas dari pemenuhan gizi.

BACA JUGA: Lawan Stunting, Insight IM dan PKBI Berkolaborasi dalam Program CSR

"Ada tiga prioritas SBN Indonesia terhadap percepatan perbaikan gizi di Indonesia, yaitu intervensi dan edukasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) & remaja, gizi seimbang serta sanitasi dan higienitas," ujar Axton Salim, dalam keterangannya, Jumat (27/10).

Oleh karena itu, diperlukan upaya prevensi dan intervensi untuk mengatasi isu gizi termasuk stunting. Prevensi yang dilakukan dengan memberikan edukasi kepada remaja, ibu hamil dan menyusui agar memiliki pengetahuan gizi dan kesehatan yang baik.

BACA JUGA: Kementan Akan Kembangkan Pangan Lokal, Indofood: Kami Dukung Penuh

"Upaya intervensi juga kami lakukan dengan memberikan makanan bergizi sesuai pedoman dari Kementerian Kesehatan RI," tuturnya.

Namun, untuk mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia perlu dukungan dunia usaha untuk saling bersinergi. Dalam hal ini, SBN Indonesia bersama dengan APINDO melakukan kampanye Gerakan Anak Sehat (GAS) – Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting (KIPAS) APINDO.

"Gerakan ini merupakan integrasi antara prevensi dan intervensi pangan dengan target kepada sekitar 3.600 peserta yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui dan bayi dari usia 6-24 bulan di tiga lokasi, yakni Kabupaten Bogor, Kota Serang, dan Kabupaten Purbalingga,” tambah Axton.

Program yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI), Institut Pertanian Bogor, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dan Universitas Jenderal Soedirman ini sebagai kontribusi nyata mengatasi masalah stunting.

Axton Salim yang juga aktif sebagai Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk menjelaskan bahwa dalam mengatasi 3 isu gizi nasional yaitu gizi kurang, obesitas dan defisiensi mikronutrien Indofood juga sudah melakukan beragam upaya intervensi dan prevensi.

Di antaranya bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia untuk memberikan edukasi kepada para tenaga kesehatan dan kader serta mengedukasi remaja putri baik melalui platform online maupun offline.

Indofood juga mendukung fortifikasi wajib untuk mengatasi masalah micronutrient deficiency dengan menghadirkan produk-produk yang sudah terfortifikasi dan menyediakan lebih dari 30 Stock Keeping Unit (SKU) dengan “Pilihan Lebih Sehat”.

"Kami berharap akan makin banyak pengusaha yang berkontribusi dalam program GAS-KIPAS APINDO agar target intervensi 1.000 Posyandu dapat segera tercapai. Sehingga pada 2024 target prevalensi stunting sebesar 14% bisa diwujudkan bersama," tuturnya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler