Aksi Tentara Korut Ini Sungguh Mencoreng Nama Baik Kim Jong Un

Jumat, 02 Agustus 2019 – 23:59 WIB
Kim Jong Un menyampaikan pidato tahun baru 2017. Foto: Reuters

jpnn.com, SEOUL - Malam di garis batas Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) tak berjalan seperti biasanya. Rabu lalu menjelang tengah malam (31/7) seorang tentara Korut secara sembunyi-sembunyi menyeberangi Sungai Imjin. Penjaga perbatasan sisi Korsel pun sempat waspada sampai tahu tujuan tentara tersebut pergi ke selatan adalah untuk membelot.

Menurut Kantor Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korsel, pria itu terdeteksi menyeberangi sungai perbatasan pukul 23.38 waktu setempat. Pergerakannya ditangkap kamera pendeteksi panas saat perbatasan sedang diguyur hujan. Tak jelas apakah dia berenang atau berjalan di permukaan dangkal sungai. Kamera pengawas hanya menangkap kepala tentara tersebut.

BACA JUGA: Ekonomi Amblas, Kim Jong Un Malah Sibuk Main Rudal

Pasukan tentara perbatasan Korsel tak mau ceroboh. Mereka langsung menangkap pria tersebut. Setelah itu, mereka mengetahui maksud penyusup perbatasan tersebut. ''Pria tersebut merupakan tentara aktif. Dia mengungkapkan ingin membelot ke Korsel.'' Begitu pernyataan resmi dari Kantor Kepala Staf Gabungan kepada kantor berita Yonhap.

Membelot atau kabur dari cengkeraman Kim Jong-un memang sudah biasa. Menurut Agence France-Presse, lebih dari 30 ribu penduduk Joseon Utara menyeberang ke selatan. Tetapi, menyeberang lewat zona demiliterisasi (DMZ) lain cerita.

BACA JUGA: Korut Punya Kapal Selam Baru, Ancaman Buat Jepang?

BACA JUGA: Negosiasi dengan AS Berantakan, Kim Jong Un Hukum Mati Lima Pejabat

Selama 65 tahun berpisah, baru tiga orang yang berani membelot ke Korsel lewat kawasan DMZ. Sisanya lebih memilih bersusah payah mengembara ke Tiongkok di perbatasan utara. Setelah bebas, barulah mereka mencari jalan ke Korsel.

BACA JUGA: Terungkap, Operasi Rahasia Huawei di Korea Utara

Saat menyeberang ke Tiongkok, mereka terpapar risiko kelaparan, kedinginan, atau tenggelam. Namun, menurut mereka, itu lebih baik daripada harus berlari sambil menghindari ranjau dan tembakan tentara perbatasan. Pada 2017, tentara Korut ditembaki rekan sejawatnya saat ingin kabur ke sisi selatan di Joint Security Area.

''Selain tentara tersebut, kami menemukan jenazah yang kami perkirakan personel militer Korut,'' imbuh Kantor Kepala Staf Gabungan.

Insiden itu mencoreng nama baik Kim Jong-un. Padahal, negara komunis tersebut sedang giat menunjukkan kekuatan militernya. Rabu pagi militer Korut kembali menembakkan dua roket. Itu uji coba kedua yang dilakukan Korut dalam seminggu terakhir.

Jong-un, tampaknya, ingin mempertegas kemarahannya terhadap Korsel. Karena itu, melalui kantor berita Korean Central News Agency, dia kembali merilis kabar tentang uji coba tersebut. ''Senjata ini adalah ancaman mutlak bagi target serangan,'' ungkapnya.

Seperti roket, tensi antardua negara tetangga itu melonjak cepat. Padahal, situasi seharusnya mereda saat Presiden Donald Trump mengunjungi DMZ Juni lalu. Saat Trump melakukan aksi menyeberang ke wilayah Korut, kedua pemimpin negara tersebut setuju kembali memulai diskusi denuklirisasi.

Namun, rencana latihan gabungan militer antara AS dan Korsel, rupanya, memancing amarah Kim Jong-un. Mereka frustrasi karena tuntutan mereka tak didengar.

Situasi terbaru itu membuat Dewan Keamanan (DK) PBB turun tangan. Kemarin (1/8) anggota dewan tertinggi berencana melakukan pertemuan secara tertutup untuk membahas isu uji coba rudal Korut. (bil/c4/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maksud Tersembunyi Kim Jong Un Mengubah Konstitusi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler