Aksi Teror Ancam Pemilu Afghanistan

Senin, 23 April 2018 – 07:25 WIB
Kantor registrasi pemilih di Kabul jadi sasaran bom bunuh diri ISIS yang menewaskan 52 orang, Minggu (22/4). Foto: CNN

jpnn.com, KABUL - Afghanistan akan menggelar pemilu legislatif Oktober mendatang. Namun, teror kelompok militan membuat pesta demokrasi itu terancam.

Kemarin, Minggu (22/4), ISIS melancarkan serangan bom bunuh diri di pusat registrasi pemilih Kabul. Aksi teror yang menewaskan 52 orang itu memperpanjang masalah pemilu parlemen Afghanistan.

BACA JUGA: Incar Warga Syiah, Bom Bunuh Diri ISIS Renggut 52 Nyawa

Kemampuan pemerintah untuk menjaga keamanan selama pemilu berlangsung diragukan. Terlebih, pemilu itu nanti juga diselenggarakan di beberapa area yang masih dikontrol Taliban.

’’Tidak mungkin pemungutan suara bisa dilakukan dengan bebas di sana,’’ ujar kontributor Al Jazeera Abdullah Shahood.

BACA JUGA: Penembakan Studio Rhoma Irama, Suara Letusan dari Plafon

Pemerintah memang menyatakan akan mengerahkan keamanan tambahan di lokasi-lokasi yang dianggap rawan agar penduduk bisa memberikan hak suara.

Tapi, warga Afghanistan tak yakin hal tersebut bisa diterapkan. Meski begitu, pemerintah tetap yakin pemilu berjalan seperti rencana.

BACA JUGA: Hamdalah, Pak Jokowi Sampai Istana Meski Diliputi Ketegangan

’’Keputusan kami untuk menggelar pemilu yang adil dan transparan tidak akan berubah dan teroris tidak akan menang melawan kehendak rakyat Afghanistan,’’ terang Chief Executive Afghanistan Abdullah Abdullah sebagaimana dilansir CNN. Hal senada dilontarkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Registrasi pemilih baru dilakukan sepekan ini. Komisi Pemilu Independen (IEC) berharap 15 juta penduduk yang memiliki hak pilih bisa terdata. Ada lebih dari 7 ribu pusat pendataan pemilih yang dibuka di berbagai penjuru Afghanistan.

Mereka mengaku bahwa angka kehadiran penduduk yang mendaftarkan diri masih sangat rendah. Kejadian itu bisa membuat penduduk kian enggan untuk mendaftar. Jika pendataan tak selesai, pemilu ditunda tahun depan.

Serangan semacam itu memang tidak sekali-dua kali terjadi. Pekan lalu pusat registrasi pemilih di Provinsi Ghor juga diserang pria bersenjata. Dua polisi dan tiga pekerja IEC diculik.

Kamis (19/4) dua polisi yang menjaga pusat registrasi pemilih di Jalalabad ditembak militan. Sehari setelahnya, polisi lain juga dibunuh di pusat registrasi pemilih Kota Qala-e Naw, Provinsi Baghdis. Pemerintah menyebut Taliban sebagai pelaku. (sha/c19/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ninja Taliban Bantai 16 Prajurit Afghanistan


Redaktur : Adil
Reporter : Adil, Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler