jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menceritakan tentang pengalaman menegangkan ketika mengunjungi Afghanistan belum lama ini. Berbicara pada pembukaan Rapat Kerja Nasional I Majelis Zikir Hubbul Wathon di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur pada Rabu (21/2), presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu menyebut kunjungan ke Afghanistan sarat dengan ketegangan.
Jokowi menuturkan, delapan hari sebelum kunjungannya ke Afghanistan, ada bom besar di Kabul yang menewaskan 20 orang. Selanjutnya, dua hari jelang kunjungan Jokowi ke Afghanistan, bom besar kembali mengguncang Kabul hingga menewaskan 103 orang.
BACA JUGA: Sebaiknya Jokowi Tak Teken UU MD3 dan Segera Copot Yasonna
"Tiga jam sebelum mendarat ada bom yang menewaskan lima orang. Banyak yang menyarankan saya agar tak ke sana," ujar Jokowi di depan para ulama.
Namun, mantan wali kota Solo itu teringat ketika dikunjungi Ibu Negara Afghanistan Rula Ghani bersama puluhan ulama negeri sarat konflik itu. Mereka menyampaikan harapan agar Indonesia berperan aktif dalam menyelesaikan sengketa antarkelompok Afghanistan.
BACA JUGA: Jokowi Bayar Rp 11 Juta demi Tebus Box Set Metallica di KPK
Karena di Afghanistan masih sering terjadi ledakan bom, Jokowi sempat menelepon Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelum memantapkan hati melanjutkan perjalanannya menuju Kabul. Di seberang telepon, Presiden Ghani meminta Jokowi tak khawatir karena akan menjamin keselamatannya selama kunjungan di Afghanistan.
"Itu presiden (Ghani, red) sendiri yang menjamin. Tapi waktu turun pesawat saya deg-degan,” tutur Jokowi.
BACA JUGA: Misbakhun Yakini Prestasi Ekonomi Jokowi Bakal Lampaui SBY
Mantan wali kota Surakarta itu mengaku waswas karena sebelah kanan dan kiri jalur pesawat ternyata perbukitan. Kekhawatiran Jokowi adalah jika pesawat kepresidenan yang membawanya diserang roket.
“Kalau diroket. Lalu saya meminta Presiden Ashraf Ghani, pemerintah Indonesia minta agar dikawal dengan helikopter, lalu mobil antipeluru dan tank," ungkapnya.
Presiden Afghanistan pun menyanggupi permintaan Jokowi. Begitu mendarat di Kabul, Jokowi sempat transit di ruang tunggu bandara di dambut Wakil Presiden Afghanistan Jenderal Abdul Rashid Dostum.
Ternyata, Jenderal Dostum membawa pesan dari Presiden Ghani agar Jokowi tak menaiki panser. Jokowi pun memikirkannya sejenak hingga akhirnya memutuskan bergerak dari bandara Kabul menuju istana kepresidenan.
"Waduh. Saya pikir dua menit, tiga menit, risiko enggak ini? Tapi ya saya bismillah. Karena biar memberikan image baik pada Afghanistan. Lalu saya ke istana melewati gang-gang dengan mobil Mercy. Di gang-gang ada tank-tank yang mengawasi. Alhamdulillah saya aman sampai istana," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Andai Dilarang Cawapres Lagi, JK Masih Bisa Jadi Capres
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam