Aksi Teror Marak, Mantan Komandan BAIS Bilang Begini

Senin, 14 Mei 2018 – 18:54 WIB
Napi teroris di rutan Salemba Cabang Mako Brimob Kelapa Dua, menyerah. Foto: DOK POLRI

jpnn.com, JAKARTA - Mantan komandan kelompok khusus Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Kolonel (Purn) Fauka Noor Farid menilai rentetan aksi teror belakangan ini tidak terlepas dari kerusuhan narapidana teroris di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.

Karena itu, Fauka meminta semua pihak melihat peristiwa ini dengan sempurna, tidak secara parsial.

BACA JUGA: Otak Peledakan Bom di Surabaya Baru Pulang dari Syria

Fauka menambahkan, permasalahan bom ini dimulai dari keributan di Mako Brimob, yang menewaskan enam orang, yang terdiri dari satu narapidana dan lima aparat kepolisian. Maka dari itu, dia pun meminta pemerintah agar dibentuk tim investigasi independen terkait permasalahan di Mako Brimob.

"Saya pastinya mengutuk keras masalah bom ini. Nah, saya melihat awal masalah ini, dimulai dari kejadian di Mako Brimob. Maka dari itu, harus ada tim investigasi independen dibentuk agar ini bisa diketahui lebih jelas," kata Fauka saat dikonfirmasi, Senin (14/5).

BACA JUGA: DPR: Napiter Harus Diisolasi dan Penjagaannya Diperketat


Fauka menduga, permasalahan bom di Surabaya dan Sidoarjo dipantik dari kejadian di Mako Brimob. Sebab tidak mungkin, kata dia, narapidana terorisme ribut atau melawan kalau tidak ada hal yang sangat krusial yang membuat mereka marah.

Fauka menegaskan, pasti ada hal-hal yang sangat prinsip yang menyinggung mereka. Dia juga menduga, pemicu keributan tidak mungkin dari sekadar masalah makanan.

BACA JUGA: Teuku Riefky: Negara Harus Tegas terhadap Teroris

"Mereka ini kan marah karena agama, ideologi atau keluarga mereka dilecehkan," ucap dia.

Dia menerangkan, penanganan narapidana terorisme berbeda dengan narapidana kasus lainnya. Oleh karena itu, mantan anggota Tim Mawar Kopassus ini ingin mengetahui dengan jelas SOP Mako Brimob dalam menangani narapidana terorisme selama ini.

"Bisa jadi, ada SOP yang tidak dijalankan, yang membuat narapidana terorisme ini mengamuk. Semua serba kemungkinan yang harus dikuak dengan tim investigasi. Bisa jadi ada penghinaan Alquran, bisa jadi keluarga mereka dihina, saat hendak menjenguk disuruh lepas cadar dan sebagainya. Pastinya pemicunya tidak sederhana," kata dia.

Di samping itu, kata Fauka, saat ini timbul dugaan politik di balik penyerangan terorisme ini. Dia melihat penggiringan opini saat ini, tampak dibawa pada kesalahan satu kelompok atau golongan, yang belum tentu mereka pelakunya.

"Jadi intinya, dibentuk dulu tim investigasi independen, yang isinya bisa dari golongan HAM dan semua instansi yang terlibat. Tidak hanya dari polisi saja. Supaya bisa dilihat akar masalahnya, dan masalah dapat diurai. Jangan hanya penggiringan opini pada satu kelompok," pungkas Fauka. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Teror Bom Bunuh Diri di Surabaya: Suroboyo Gak Wedi, WANI!


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler