Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta Timur, sejak keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2003 silam, juga dihuni sejumlah tokoh penting yang terjerat kasus korupsiSebelumnya, LP yang sudah ada sejak era penjajahan kolonial itu juga menjadi tempat tinggal bagi narapidana politik, selain tentunya para penjahat kriminal
BACA JUGA: Uang Kurang, Belum Lunasi Fee Pengacara
Bagaimana aktifitas para terpidana korupsi di dalam LP Cipinang? Bagaimana pula mereka bergaul dengan para napi kriminal? Apa saja yang membuat para mantan pejabat itu menangis di sepinya ruang berjeruji besi itu?----------------------------------------------------------
Soetomo Samsu-Agus Srimudin, Jakarta
----------------------------------------------------------
Penjara, apalagi LP Cipinang, selama ini senantiasa dikesannya sebagai sesuatu yang menyeramkan
BACA JUGA: Hilangnya Ikon Pop Terbesar Dunia
Mobil-mobil mewah datang dan pergiBACA JUGA: Angky Camaro dalam Kenangan
Pada jam besuk siang, seperti pada Sabtu (27/6) lalu, banyak pembesuk menenteng tas-tas berlabel makanan cepat saji terkenalRata-rata, mereka datang dalam rombonganMereka adalah sanak famili, kerabat dekat, dan teman-teman para mantan tokoh penting yang kini menghuni LP Cipinang.Setelah melewati pemeriksaan di dua pintu berbeda, termasuk harus meninggalkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan handphone ke petugas jaga, para pembesuk dipersilakan masuk ke ruang SerbagunaDi ruangan ukuran sekitar 25x20 meter itu, terdapat puluhan meja kursi yang tertata rapiJangan dikira ruangan itu pengab, lantaran ada pendingin udara di ruangan ituDi sanalah, para mantan pejabat penting itu bisa makan siang ditemani orang-orang dekatnya.
Sabtu siang itu, di ruangan tersebut begitu ramaiDi sana ada mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Syahril Sabirin, mantan Menteri Keluatan dan Perikanan Rohimin Dahuri, jaksa 'nakal' Urip Tri Gunawan, mantan anggota DPR Sarjan Taher, mantan Walikota Medan Ramli Lubis, mantan anggota DPR Bolyan Royan dan Yusuf Emir Faisal, serta sejumlah napi kasus korupsi yang lainMereka duduk terpisah, menyatu dengan tamunya masing-masingTerlihat, hanya Ramli Lubis yang duduk sendirian.
"Ibu (istri, red) dan anak-anak biasa datang hari Selasa, Kamis, dan Sabtu," begitu Ramli membuka pembicaraanDari tiga putra-putrinya, satu SMA di Jakarta, satu kuliah pasca sarjana di Trisakti, dan satunya lagi tamatan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) kini sudah kerja di Pemko Medan Istrinya sendiri sudah lama tinggal di rumahnya yang ada di Jakarta Jadi, tak begitu tersiksa memendam rindu ke orang-orang tercintaRamli yang terjerat kasus APBD dan pengadaan mobil pemadam kebakaran (damkar) itu kini malah tampak lebih bugar, dibanding saat masih menjadi tahanan di Mabes Polri.
Tapi tampaknya Ramli masih harus banyak urusanSetelah pengadilan tindak pidana korupsi menjatuhkan vonis empat tahun kepadanya, kini kasus lain sudah menunggunyaKejaksaan Agung (Kejagung) membuka kembali kasus ruislaag Kebun Binatang Medan (KBM), yang terjadi saat dia masih menjabat sebagai Sekda Kota MedanSiang itu, di mejanya tertumpuk sejumlah berkas berisi dokumen ruislaag"Aneh sekali, saya yang hanya seorang Sekda kok malah dijadikan tersangka?" ucapnya lirihDia mengaku, hingga kini belum pernah menerima surat pemberitahuan dari Kejagung mengenai statusnya yang sudah tersangka.
"Oh, saya mau shalat dulu ya," ujar Ramli sembari berdiri, karena jam sudah masuk waktu luhur Dia berjalan menuju ruang sekatan di pojok ruang SerbagunaTapi, baru berapa langkah, dia berhenti karena berpapasan dengan Syahril SabirinKeduanya tampak begitu akrabBahkan, mantan orang tertinggi di BI itu tampak menaruh sikap hormat kepada RamliBegitu Ramli berlalu, Syahril kembali duduk, melanjutkan obrolannya dengan sejumlah pria yang membesuknya.
"Saya di sini menjadi Ketua RT di blok I," kata Ramli melanjutkan ceritanya usai shalatBarangkali, karena 'jabatan' Ramli itulah, Syahril menaruh hormat kepadanyaWarga RT di blok yang dipimpinnya itu antara lain Syahril Sabirin, mantan Dirut Bank Mandiri ICW Neloe, mantan Gubernur Kalimantan Selatan Syahril Darham, mantan Plt Bupati Kutai Kartanegara Syamsuri Aspar, dan sejumlah pengusaha yang juga terjerat kasus korupsi.
Kok ada pengurus RT segala? Memang apa saja kegiatannya? Rupanya, para mantan pejabat itu berupaya mengisi hari-harinya dengan beragam aktifitas"Saya suka dunia pendidikan, makanya saya di sini juga sebagai Ketua Bidang Pendidikan," kata Ramli, yang saat menjadi tahanan KPK di tahanan Mabes Polri juga menjadi Ketua RT.
Baru saja para tokoh penghuni LP memfasilitasi Ujian Nasiona (UN) paket C sebanyak 10 siswa. Sebentar lagi, ada UN untuk paket BSudah tentu, siswanya adalah para penghuni LP yang belum punya ijazah SLTP dan SLTAKarena sebentar lagi masuk tahun ajaran baru, akan segera mengedarkan formulir ke seluruh penghuni LPSiapa yang berminat keluar LP membawa ijazah, harus siap ikut sekolah di LPPengajarnya juga dari penghuni LP, yang punya basic pendidikan tinggi"Di sini ada beberapa lulusan luar negeri, ada yang profesor, ada yang doktor," ujar Ramli, yang juga punya gelar doktor itu.
Ngomong-ngomong, apa Prof Rohimin Dahuri ikut ngajar? "Pak Rohimin sudah sibuk membimbing pembuatan tesis dan desertasi mahasiswanyaItu, yang duduk itu para mahasiswa bimbingan Pak Rohimin," ujar pria berjambang lebat sembari menunjuk tempat duduk RohiminMemang, saat itu ada empat pria berpakaian rapi yang duduk di hadapan Rohimin, yang hingga kini masih menjadi guru besar di Institut Pertanian Bogor (IPB)Kalau Syahril Sabirin, belum begitu aktif di kegiatan karena tergolong penghuni baru.
Sudah lebih 30 menit ngobrol dengan RamliSeorang kerabat dekatnya menyiapkan makan siang dengan menu sate Padang buat kami berduaUsai makan, pria asal Mandailing Natal itu menyalakan rokokHanya beberapa isap, lantas dimatikan di asbak"Saya di sini juga pengurus bidang olah raga," sambungnyaSelama lima bulan berada di LP, dirinya telah menyiapkan sejumlah fasilitas olah raga, seperti meja untuk tenis meja, barbel, dan jogging trackDananya dari gotong royong.
Beragam aktifitas itu sekaligus sebagai sarana untuk saling curhat, atau bahkan diskusi serius mengenai persoalan-persoalan aktual dengan sesama penghuni LPTatkala di luar penjara orang-orang riuh membicarakan soal debat capres-cawapres, mereka di 'dalam' juga ngobrilin hal yang sama"Di sini juga ada TV untuk ditonton umumKita juga nonton debat capresIsu-isu aktual lain juga kita ikuti dan diskusikan," cerita Ramli.
Waktu nonton TV bersama, apakah tidak takut dengan para napi kasus kriminal? Ramli tersenyumLantas, dia berfilosofi"Selama bisa membawa diri, tak perlu ada yang ditakuti," katanyaDia bercerita, selama lima bulan di situ, tidak pernah terjadi apa-apaJustru, yang dirasakan adalah rasa persaudaraan yang begitu kuat. Setelah lebih dari satu jam bicara, istri dan seorang putri Ramli disertai kerabatnya, tiba di sana Maklum, hari Sabtu, jadwal istrinya membesukWajah Ramli tampak begitu sumringahSelang sesaat, beberapa tamunya datang silih berganti(bersambung)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengenal Faizal Motik, Sosok Pencipta Lagu Pilpres
Redaktur : Tim Redaksi